Kamis 16 Jul 2020 14:01 WIB

Suasana Mencekam RS di Afsel Bak Zona Perang

Sampah-sampah berserakan, tikus masuk ke RS, hingga oksigen saling berebut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Kuburan kosong di kuartal Muslim Westpark Cemetery, setelah otoritas kesehatan memerintahkan lebih banyak kuburan untuk digali dalam persiapan untuk lonjakan kematian terkait virus corona, di Johannesburg, Afrika Selatan, 15 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Kuburan kosong di kuartal Muslim Westpark Cemetery, setelah otoritas kesehatan memerintahkan lebih banyak kuburan untuk digali dalam persiapan untuk lonjakan kematian terkait virus corona, di Johannesburg, Afrika Selatan, 15 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT ELIZABETH -- Media Inggris melaporkan detail suasana rumah sakit-rumah sakit di Afrika Selatan selama pandemi virus Corona. Kondisi pasien dan perawat yang hidup dan bekerja selama pandemi sangat mengenaskan.

Dilansir dari New Zealand Herald, Kamis (16/7) investigasi BBC mengekspos dua rumah sakit di Port Elizabeth. Di sana dokter bedah merangkap menjadi petugas kebersihan dan bayi-bayi meninggal dunia di rumah sakit yang terlalu padat dan kekurangan tenaga.

Baca Juga

Hanya ada dua dokter penyakit menular untuk tujuh juta orang yang tinggal di Livingstone. Dokter dan perawat mengatakan mereka seperti berada 'di zona perang'.

Darah dan sampah medis menggenang di lantai dan tidak ada yang membersihkannya. Sebuah foto menunjukkan tikus-tikus di dalam rumah sakit meminum darah pasien yang tergenang di lantai.

Pasien sangat terdampak, beberapa orang di antaranya memperebutkan oksigen dan ventilator. Salah seorang dokter mengklaim sejumlah anggota staf seperti petugas kebersihan mogok kerja. Karena itu perawat dan dokter bedah terpaksa ikut membersihkan rumah sakit.

"Dokter berusaha keras untuk melakukan operasi yang paling mendesak, mengangkat pasien, menggosok lantai, bekerja dengan satu atau dua staf yang tersisa, bidan mencuci kain," kata salah satu dokter dalam surat elektroniknya.

BBC melaporkan sejumlah dokter Rumah Sakit Dora Nginza di  Port Elizabeth mengalami trauma setelah kamar bersalin kewalahan menampung pasien. Di Rumah Sakit Livingstone ada pasien yang tidur 'beralaskan koran' dan kekurangan alat pelindung diri (APD) walaupun ditunjuk sebagai rumah sakit Covid-19.

"Setiap hari saya ketakutan untuk datang bekerja," kata salah satu perawat senior yang baru saja menyelesaikan jam kerjanya. "Jumlah infeksi naik, setiap hari kami menghadapi kekacauan, ada banyak perempuan hamil di seluruh ruang bersalin," kata perawat lainnya.

Rumah Sakit Dora Nginza terlalu penuh dengan ibu hamil dan sejumlah bayi meninggal dunia. Seorang petugas medis mengatakan hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Secara pribadi saya terlibat dalam persalinan dua janin yang sudah meninggal dunia dan saya tahu ada lebih banyak lagi, ini sangat tidak bisa, ada sejumlah ibu dan bayi yang meninggal di pekan yang sama di satu rumah sakit benar-benar tidak pernah terdengar sebelumnya dan tidak bisa diterima," kata petugas medis tersebut. n Lintar Satria

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement