Kamis 16 Jul 2020 15:22 WIB

Sekjen MUI Sikapi Perubahan Status Hagia Sophia

Perubahan status Hagia Sophia disikapi oleh Sekjen MUI.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Sekjen MUI Sikapi Perubahan Status Hagia Sophia. Foto: Sekjen MUI, Anwar Abbas
Foto: Republika TV/Mauhammad Rizki Triyana
Sekjen MUI Sikapi Perubahan Status Hagia Sophia. Foto: Sekjen MUI, Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyampaikan ihwal bagaimana seharusnya sikap umat Islam di Indonesia atas perubahan status Hagia Sophia dari musuem menjadi masjid di Turki. Menurutnya, umat Islam di Indonesia tentu harus menyambut gembira.

"Tentu saja kita menyambut gembira keputusan tersebut, apalagi itu memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Oleh karenanya, masjid tersebut jangan dijadikan museum tetapi dipakai untuk sholat lima waktu dan untuk sholat Jumat serta sholat Id," kata dia kepada Republika, Kamis (16/7).

Baca Juga

Secara politis, Anwar memandang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memang jelas ingin menyatakan kepada dunia bahwa Turki bukan lagi negara sekuler dan juga bukan negara agama. Melainkan adalah negara yang menghormati dan menjunjung tinggi agama.

"Dan itu jelas sangat penting dan bermakna karena Erdogan ingin dunia ini diatur tidak hanya dengan otak manusia saja tetapi juga harus dengan berpedoman kepada nilai-nilai luhur yang ada dalam agama yaitu dalam hal ini agama Islam," ucapnya.

Selain itu, Anwar juga menyampaikan pendapatnya terhadap pernyataan Erdogan yang berjanji membebaskan Masjid Al-Aqsa setelah mengubah status Hagia Sophia sebagai masjid. Namun di sisi lain di Turki terdapat Kedutaan Besar Israel.

Anwar menilai hal itu bukan berarti Turki tidak bisa mengupayakan pembebasan Masjid Al-Aqsa. "Mengapa kalau ada Kedubes Israel di Turki lalu Turki tidak bisa berjuang membebaskan Masjid Al-Aqsa. Turki negara merdeka dan berdaulat. Israel tidak akan bisa mengatur-aturnya," ujar Anwar.

Menurut dia, perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid pun tidak ada kaitannya dengan Israel. "Saya tidak tahu apa hubungannya dengan Kedubes Israel dan mengapa dikait-kaitkan dengan negara penjajah yang sangat imperialistik tersebut (Israel). Urusan apa pembukaan masjid (Hagia Sophia) tersebut dikait-kaitkan dengan Israel. Tidak ada hubungannya," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement