Jumat 17 Jul 2020 13:05 WIB

OKI Minta Muslim di Barat tak Eksklusif, Ini Alasannya

Muslim di negara Barat disarankan untuk berbaur dan tidak eksklusif.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Muslim di negara Barat disarankan untuk berbaur dan tidak eksklusif. Muslim AS kampanye anti Islamofobia
Foto: worldbulletin
Muslim di negara Barat disarankan untuk berbaur dan tidak eksklusif. Muslim AS kampanye anti Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen, meminta komunitas Muslim di negara-negara Barat untuk berbaur dengan masyarakat setempat. 

 

Baca Juga

Dia juga meminta agar Muslim mematuhi hukum di negara di mana mereka tinggal.

 

Hal itu disampaikan Yousef dalam agenda forum media virtual yang digelar Union of OIC News Agencies (UNA), sebagaimana dilansir dari Arab News, Jumat (17/7). 

 

Dia juga meminta Muslim di negara Barat menghindari kecenderungan untuk menutup diri dari masyarakat luas, dan tidak memaksakan pendapat atau kepercayaannya pada orang lain    

 

Jika seorang Muslim mendapat masalah di negara non-Muslim, lanjut Yousef, maka harus diselesaikan melalui saluran resmi yang tersedia dan berpegang pada perdamaian. 

 

Dia menyebutkan, umat Islam harus mampu mengambil bagian dalam kemajuan sains dan pengembangan budaya serta menjadi warga negara yang baik.

 

Selain itu OKI juga menyampaikan pernyataan ihwal kondisi pandemi Covid-19 yang telah terjadi beberapa bulan belakangan. OKI mendesak negara-negara anggotanya membantu negara-negara Muslim yang berjuang memerangi pandemi virus Covid-19, khususnya di Afrika.

 

Komite eksekutif dari kelompok beranggotakan 57 negara itu juga meminta negara-negara anggota membantu menjembatani kekurangan pasokan medis penting, terutama alat uji dan peralatan pelindung.

 

"Tidak ada negara yang dapat menangani kerusakan dan berbagai tantangan yang dihadirkan oleh virus corona jenis baru. Kami meminta semua negara anggota dan organisasi menunjukkan solidaritas mereka dengan negara-negara anggota di Afrika," menurut pernyataan OKI.

 

OKI yang berbasis di Jeddah juga menggemakan seruan PBB untuk gencatan senjata di daerah konflik untuk memungkinkan pengiriman bantuan, khususnya Yaman. 

 

Perang selama lima tahun yang berlangsung di Yaman telah menghancurkan sistem kesehatan dan meninggalkan jutaan orang rentan terhadap penyakit. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement