Sabtu 18 Jul 2020 18:37 WIB

AS kritik Eropa tak tulus hentikan pertempuran di Libya

AS mengkritik negara-negara Eropa yang tidak mengecam aktivitas Rusia, UEA dan Mesir di Libya - Anadolu Agency

AS mengkritik negara-negara Eropa yang tidak mengecam aktivitas Rusia, UEA dan Mesir di Libya - Anadolu Agency
AS mengkritik negara-negara Eropa yang tidak mengecam aktivitas Rusia, UEA dan Mesir di Libya - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Diplomat senior Amerika Serikat (AS) untuk urusan Timur Tengah mengkritik negara-negara Eropa yang tidak memberikan reaksi kecaman terhadap aktivitas Rusia dan sekutunya di Libya.

Berbicara pada panel virtual lembaga think tank Jerman Marshall Fund, pejabat Kemlu AS David Schenker pada Kamis mengatakan, soal embargo senjata Libya Uni Eropa hanya ingin menghentikan pengiriman peralatan militer dari Turki, tapi mereka tak mengatakan apapun untuk Rusia, UEA, dan Mesir.

Baca Juga

Sementara itu, Eropa "bangga" atas upaya mereka untuk memberlakukan blokade senjata PBB di negara Afrika Utara, tutur Schenker.

"Satu-satunya larangan yang mereka lakukan adalah peralatan militer Turki yang dikirim ke Libya. Tidak ada yang melarang pesawat Rusia, tidak ada yang melarang pesawat Emirati, tidak ada yang melarang orang Mesir,” ungkap Schenkersaid mengarah kepada negara-negara Eropa, lapor Reuters.

"Mereka setidaknya bisa, jika mereka serius, saya pikir, memanggil mereka - memanggil semua pihak dari konflik ketika mereka melanggar embargo senjata," tambah dia.

Libya terjebak dalam konflik sejak operasi yang dipimpin NATO menyebabkan penggulingan mantan penguasa Muammar Gadaffi pada 2011.

Pemerintah baru negara itu didirikan empat tahun kemudian pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin oleh PBB. Tetapi upaya untuk penyelesaian politik jangka panjang sejauh ini gagal karena serangan militer oleh pasukan jenderal Khalifa Haftar.

Sejak April 2019, pasukan Haftar telah melancarkan serangan ke ibu kota Libya Tripoli dan bagian lainnya, yang mengakibatkan lebih dari 1.000 kematian, termasuk warga sipil. Haftar mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab, Mesir, dan Rusia sementara pemerintah yang diakui PBB didukung oleh Turki.

Pemerintah Libya baru-baru ini mencapai kemenangan signifikan melawan Haftar, mendorong pasukannya meluaskan jangkauannya ke luar Tripoli dan kota Tarhuna yang strategis.

Komando Afrika AS mengatakan pada pekan ini bahwa mereka percaya Wagner Group, perusahaan paramiliter Rusia, telah mengerahkan sekitar 2.000 tentara baru ke Libya untuk mendukung Haftar.

Schenker mengatakan Eropa dapat mengakhiri konflik di Libya dengan memberikan sanksi kepada Wagner Group. Dia memperingatkan "Jika Uni Eropa tidak akan mengambil peran yang lebih kuat, maka hal ini akan berlarut-larut."

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/as-kritik-eropa-tak-tulus-hentikan-pertempuran-di-libya/1914532
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement