Senin 20 Jul 2020 11:20 WIB

BI Sampaikan Ini dalam Pertemuan Pejabat Keuangan G20

BI tekankan peran penting lembaga keuangan mendukung peningkatan resiliensi ekonomi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia (BI) menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan dan komunikasi pasar pada pertemuan virtual para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 pada 18 Juli
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia (BI) menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan dan komunikasi pasar pada pertemuan virtual para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 pada 18 Juli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan dan komunikasi pasar pada pertemuan virtual para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 pada 18 Juli lalu. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo hadir pada pertemuan tersebut.

"Bauran kebijakan penting dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 serta dukungan komunikasi kebijakan untuk menjaga kepercayaan para pelaku di pasar keuangan," katanya dalam keterangan pers, Senin (20/7).

Baca Juga

Lebih lanjut, Bank Indonesia menekankan peran penting lembaga keuangan internasional dalam mendukung upaya peningkatan resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global. Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dan lembaga/instansi terkait menyampaikan komitmen untuk terus berupaya memperkuat koordinasi dan sinergi.

Baik dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19. Para pejabat keuangan tersebut membuat pernyataan bersama atau komunike yang menyepakati untuk meningkatkan kerja sama dan melanjutkan implementasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan.

Hal tersebut demi melindungi nyawa, menjaga lapangan pekerjaan, membantu masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan sebagai respons terhadap penyebaran pandemi Covid-19.  Peningkatan kerja sama dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus dan memperkuat respons kebijakan untuk pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif. 

Dalam pertemuan tersebut, IMF menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 diperkirakan berskala lebih besar dan berdurasi lebih lama dari perkiraan. Hal itu menyebabkan perekonomian global akan terkontraksi pada 2020. Perbaikan indikator ekonomi akibat pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan besarnya dukungan kebijakan stimulus moneter dan fiskal di berbagai negara masih relatif lemah.

Dengan perkembangan tersebut, perekonomian global diperkirakan baru akan kembali tumbuh positif pada 2021. Oleh karena itu, dalam kondisi belum ditemukannya solusi medis untuk menangani Covid-19, penguatan kerja sama G20 sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif yang lebih dalam pada perekonomian global.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 menyepakati pentingnya perluasan akses ekonomi, pendidikan, dan lapangan kerja bagi perempuan, pemuda, dan UMKM, pemanfaatan teknologi dalam pembangunan infrastruktur (infratech), dan penguatan resiliensi sektor keuangan. Hal tersebut untuk mewujudkan pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif.

Forum juga menyepakati untuk melanjutkan pemberian keringanan pembayaran utang luar negeri atau Debt Service Suspension Initiative kepada negara-negara miskin yang terdampak Covid-19. Serta menegaskan komitmen untuk mencapai konsensus global terkait perpajakan di era ekonomi digital pada akhir tahun 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement