Senin 20 Jul 2020 20:13 WIB

Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Masjidil Haram dari Pekojan

Dua muridnya adalah Syaikh Nawawai Al-Bantani dan Syaikh Ahmad Khatib.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Fakhruddin
Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Masjidil Haram dari Pekojan. Foto: Suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto: saudigazette.com
Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Masjidil Haram dari Pekojan. Foto: Suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hanya ada tiga ulama Indonesia yang pernah menjadi imam Masjidil Haram. Salah satunya adalah Syekh Junaid AL-Batawi. Dua lainnya adalah para murid Syekh Junaid AL-Batawi.

Syaikh Junaid AL-Batawi adalah ulama kelahiran Pekojan, Jakarta Barat. Tahun kelahirannya tak diketahui pasti.

Rakhmad Zailani Kiki dkk dalam Genealogi Intelektual Ulama Betawi (2018), mengatakan, Syaikh Junaid Al-Batawi adalah sosok yang berpengaruh di Makkah. Sebagai imam Masjidil Haram, ia terkenal di seantero dunia Islam Sunni dan mazhab Syafi'i sepanjang abad ke-18 dan 19.

Oleh karenanya, kata Ridwan Saidi (dalam Kiki dkk, 2018:43), Syekh Junaid Al-Batawi memiliki banyak murid, yang kemudian hari juga menjadi ulama terkenal di Tanah Air bahkan di dunia. Dua muridnya yang paling terkenal adalah Syaikh Nawawai Al-Bantani Al-Jawi dan Syaikh Ahmad Khatib bin Abdul Latif Al-Minangkabawi. Dua muridnya ini juga menjadi imam Masjidil Haram.

Kiprah Syaikh Junaid Al-Betawi di Makkah sedikit terungkap dalam catatan perjalanan Snouck Hurgronje, seorang orientalis terkemuka Belanda, ketika menyusup ke kota Makkah. Catatan perjalanan itu dibukukan dengan judul Mecca in The Latter Part of 19th Century.

Hurgronje mengaku pernah ditolak oleh Syaikh Junaid ketika hendak bertemu. Ketika itu, kata Hurgronje, Syaikh Junaid sudah bermukim di Makkah selama 60 tahun, tepatnya sejak tahun 1834.

Tepat ketika ia mendapat penolakan itu, Syaikh Junaid sudah berusia 90 tahun. Kendati demikian, ulama Makkah masih meminta Syaikh Junaid memimpin zikir dan membaca doa penutup dalam setiap pertemuan ulama.

Saking dihormatinya Syaikh Junaid di Makkah, tulis Buya Hamka (dalam Shahab, 2009), ketika Syarif Ali (putra Syarif Husin) ditaklukkan oleh Ibnu Saud, salah satu syarat penyerahannya adalah meminta "keluarga Syekh Junaid tetap dihormati setingkat dengan keluarga Raja Ibnu Saud. Persyaratan yang diajukan Syarif Ali ini diterima oleh Ibnu Saud”.

Sama halnya dengan tahun kelahirannya, tahun meninggalnya Syaikh Junaid juga tak diketahui pasti. Menurut Direktur Islam Nusantara Center (INC), A Ginanjar Sya’ban, meninggal pada akhir abad ke-19 Masehi. Adapun makam Syaikh Junaid, kata Dosen Filologi dari Universitas Padjajaran itu, berada di kompleks Pemakaman Al-Ma'la, tak jauh dari Masjidil Haram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement