Rabu 22 Jul 2020 00:19 WIB

Kapuskes Petakan Penyelenggaraan Haji di Tengah Pandemi

Paling tidak ada empat hal bagaimana peta penyelenggaraan haji tahun depan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kapuskes Petakan Penyelenggaraan Haji di Tengah Pandemi (ilustrasi).
Foto: saudigazette
Kapuskes Petakan Penyelenggaraan Haji di Tengah Pandemi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pandemi Covid-19 diprediksi belum bisa hilang total dalam waktu dekat. Pemerintah harus dapat memetakan sejak dini bagaimana penyelenggarakan haji di tengah pandemi.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka mengatakan, pihaknya telah memiliki peta bagaimana jamaah haji Indonesia tahun depan tetap menyelenggarakan ibadah haji di tengah pandemi. Karena tidak menutup kemungkinan Arab Saudi akan memberlakukan haji secara normal tahun depan.

"Untuk antisipasi tahun depan, caranya penyelenggaraan haji harus dikelola secara sungguh-sungguh," kataya saat dihubungi, Selasa (21/7).

Menurutnya, paling tidak ada empat hal bagaimana peta penyelenggaraan haji tahun depan yang diprediksi masih terjadi pandemi. Empat hal ini tidak terlepas dari pelayanan, pembinaan dan perlindungan terhadap jamaah haji sesuai Undang-undang Nomor 8 tahun 2019 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh.

Empat hal itu di antaranya, pertama terkait pelayanan umum, transportasi katering dan juga akomodasi harus bernuansa protokol Kesehatan. Nuansa kesehatan ini penting demi mengurangi faktor resiko penyakit di Arab Saudi dan akibat pandemi.

Kedua nuansa kesehatan harus dominan dalam penyelenggaraan haji dan umroh. Sehingga jamaah tetap sehat salama menjalankan ibadah haji di Madinah maupun Makkah.

Ketiga, pengerahan tenaga kesehatan dan teknis pendekatan kesehatan harus lebih utama dalam pengelolaan haji dan umroh. Karena aspek kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan aspek ibadah. "Ibadah haji merupakan ibadah fisik, kondisi tubuh yang sehat tentu akan mendukung pelaksanaan rukun dan wajib haji," katanya

Keempat diperlukan pendekatan teknis terkait dengan masalah kesehatan yang dapat berbaur dengan pelayanan umum. Fasilitas pelayanan umum haji di antaranya transportasi, konsumsi dan akomodasi. "Kemenag berperan dalam memfasilitasi pelayanan transportasi, konsumsi dan akomodasi yang memperhatikan terlaksananya protokol kesehatan dengan baik," katanya.

Selain itu, penetapan istithaah kesehatan jamaah haji harus terus ditingkatkan. Karena kata dia, tidak sedikit jamaah haji yang memiliki comorbid (penyakit bawaan) terhadap kasus Covod 19. 

Eka mengatakan, pihak Saudi juga mungkin akan memberikan batasan yang ketat tentang kriteria berhaji di masa pandemi ketika menyelenggarakan haji tahun depan. Untuk itu alat deteksi dini perlu disiapkan pemerintah. "Dan petugas-petugas haji harus diatih tentang pemahaman Covid-19 dan cara pencegahannya," katanya.

Eka meuturkan, jika tahun depan haji jadi diselenggaran di tengah wabah pandemi, maka setiap pagi jamaah harus dicek suhu tubuhnya. Pengecekan suhu ini bisa dibantu oleh semua ketua regu (karu) dan ketua rombongan (karom) untuk mendeteksi ini. "Jamaah juga harus memahami benar bahwa kondisinya harus benar-benar terjaga," katanya.

Jamaah harus bisa mencuci tangan yang benar secara mandiri. Pemberdayaan kesehatan jamaah haji harus dimulai sejak dini dan perlu mendapat dukungan pemerintah. "Dan ini harus melibatkan dan didukung full oleh Kemenag sebagai koordinator perhajian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement