Rabu 22 Jul 2020 17:32 WIB

Raja Salman Pimpin Rapat Kabinet dari Rumah Sakit

Raja Salman salah satunya membahas penyelenggaraan haji tahun ini.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Raja Salman Pimpin Rapat Kabinet dari Rumah Sakit
Foto: Reuters
Raja Salman Pimpin Rapat Kabinet dari Rumah Sakit

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman memimpin rapat kabinet Arab Saudi secara virtual dari rumah sakit. Melalui tautan video dari Pusat Penelitian dan Rumah Sakit Spesialis Raja Faisal, Raja Salman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua orang yang telah mendoakan kesehatannya.

Dilansir di Arab News, Rabu (22/7), Raja Salman dirawat di rumah sakit di Riyadh tersebut pekan ini karena radang kantung empedu. Melalui rapat virtual itu, para menteri mendengar persiapan oleh lembaga pemerintah terus berlanjut sebagai bagian dari upaya memastikan musim haji tahun ini berlangsung seaman mungkin.

Baca Juga

Mengingat risiko yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, pemerintah Arab Saudi telah menerapkan pembatasan pada penyelenggaraan haji tahun ini. Hanya beberapa ribu jamaah yang tinggal di Kerajaan Arab Saudi yang diizinkan menunaikan haji.

Pemerintah Arab Saudi juga menerapkan rencana ketat dan tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan jamaah, serta mencegah penyebaran virus corona.

Menteri informasi Arab Saudi, Majid Al-Qasabi, mengatakan kepada Saudi Press Agency para menteri juga meninjau perkembangan terbaru dalam pandemi di seluruh negeri. Hal itu termasuk soal statistik terkini tentang infeksi dan kesembuhan, tindakan pencegahan yang diambil untuk mencegah penyebaran penyakit, dan rincian penanganan bagi mereka yang telah dites positif.

Kabinet juga mendengar kabar tentang upaya yang tengah berlangsung untuk memantau dan menindaklanjuti kasus-kasus tersebut, serta perluasan tes (pengujian) di berbagai daerah di laboratorium spesialis. Rapat virtual itu juga membahas sesi ketiga dari Dewan Koordinasi Arab Saudi-Irak di Riyadh.

Di antara topik yang dibahas oleh dewan tersebut adalah peluang kerja sama dan kemitraan strategis, khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan. Di samping itu, Dewan Koordinasi Arab Saudi-Irak juga membahas upaya memperkuat hubungan antara negara-negara dengan tujuan melindungi kepentingan bersama.

Para menteri juga menyinggung masalah FSO Safer, sebuah kapal tanker minyak yang diabaikan yang berisi lebih dari 1 juta barel minyak. Kapal tanker itu telah tertambat di lepas pantai Yaman selama bertahun-tahun. Kondisi kapal tersebut telah memburuk dan para ahli khawatir kapal akan meledak atau pecah, dan melepaskan sejumlah besar minyak ke Laut Merah. Pada akhirnya, itu bisa menyebabkan bencana lingkungan.

Milisi Houthi yang mengendalikan daerah itu telah berulang kali menolak akses pemantau PBB ke kapal itu untuk memeriksa kondisinya. Selanjutnya, rapat virtual juga membahas soal hasil dari peluncuran yang sukses oleh Uni Emirat Arab (UEA) dalam misi pertama Dunia Arab ke Mars pada Ahad lalu. Pada kesempatan itu, kabinet menyetujui nota kesepahaman untuk kerja sama antara pemerintah Saudi dan UEA dalam eksplorasi damai ruang angkasa. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement