Rabu 22 Jul 2020 21:11 WIB

Dalil Gelar Tamu Allah bagi Jamaah Haji dan Umroh

Para jamaah haji dan umroh adalah orang-orang yang punya fasilitas khusus.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dalil Gelar Tamu Allah bagi Jamaah Haji dan Umroh. Foto: Jamaah haji asal Kloter 15 BPN meninggalkan hotelnya untuk pergi ke Madinah, Jumat (6/8).
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Dalil Gelar Tamu Allah bagi Jamaah Haji dan Umroh. Foto: Jamaah haji asal Kloter 15 BPN meninggalkan hotelnya untuk pergi ke Madinah, Jumat (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ibadah haji dan umroh memiliki banyak persamaan dalam beberapa hal. Salah satunya jamaah haji umrah selalu digelari sebagai "Duyufur-Rohman" atau Tamu Allah.

Ustaz Ahmad Sarwat, Lc. MA dalam bukunya "Ibadah Haji Rukun Islam Kelima" mengatakan, panggilan ini merupakan salah satu kehormatan yang hanya Allah SWT berikan kepada para jamaah haji dan juga jamaah umroh. "Gelar kehormatannya yaitu mendapat gelar sebagai tamu-tamu Allah," katanya.

Galar atau panggilan jamaah haji dan umroh sebagai tamu Allah memang tidak ada dalam Nash ayat-ayat Alquran. Penggilan sebagai tamu Allah ada dalam hadits Rasulullah SAW.  Nabi SAW bersabda. 

"Para jamaah haji dan umroh adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka lalu mereka pun menyambut seruan-Nya. Bila mereka meminta kepada-Nya tentu Dia pasti memberinya.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Ustaz Ahmad mengatakan, dalam syariat Islam, tamu memang punya kedudukan yang amat istimewa. Orang melayu mengatakan tamu adalah raja, sehingga berhak mendapat semua pelayanan dari tuan rumah.

"Kalau jamaah haji dan umroh menjadi tamu Allah SWT, tentunya mereka mendapatkan semua pelayanan dari Allah," katanya.

Menurutnya, salah satu bentuk pelayanan dari Allah adalah apabila sang tamu punya hajat dan keinginan, tentunya tuan rumah akan malu kalau tidak meluluskannya. Maka para jamaah haji dan umroh adalah orang-orang yang punya fasilitas khusus. "Terutama untuk bisa meminta kepada tuan rumah, yaitu Allah SWT," katanya.

Ustaz Ahmad memastikan, dan kalau sang tamu datang meminta diampuni, jelas sekali sudah merupakan kewajiban Allah untuk meluluskan hajat sang tamu, yaitu mengampuni semua dosa-dosa yang telah lalu. Karenanya, tuan rumah akan berbahagia manakala tamu bisa pulang dengan puas.

"Lantaran semua hajatnya telah dikabulkan oleh tuan rumah salah satunya diampuni dosa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement