Rabu 22 Jul 2020 22:26 WIB

Sidak, Petugas Temukan Hewan Qurban Cacat di Kediri

Sidak petugas kesehatan Pemkot Kediri untuk memantau kesehatan hewan qurban

Hewan kurban di Kediri (ilustrasi). Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur, menemukan hewan kurban yang dijual cacat saat kegiatan inspeksi mendadak (sidak) menjelang Hari Raya Idul Adha 2020.
Foto: ROL/Abdul Kodir
Hewan kurban di Kediri (ilustrasi). Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur, menemukan hewan kurban yang dijual cacat saat kegiatan inspeksi mendadak (sidak) menjelang Hari Raya Idul Adha 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur, menemukan hewan qurban yang dijual cacat saat kegiatan inspeksi mendadak (sidak) menjelang Hari Raya Idul Adha 2020.

"Tadi ada cacat bawaan dan ini menurut syariah tidak sah. Kalau penyakit mata tidak ada," kata Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat (Keswan Kesmavet) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri drh Pujiono di Kediri, Rabu  (22/7).

Pihaknya sengaja melakukan sidak guna memantau kesehatan hewan qurban. Namun, menjelang Hari Raya Idul Adha 2020, ternyata jumlah pedagang hewan qurban yang berjualan di tepi jalan raya wilayah Kota Kediri tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

Sebelumnya, jika sudah memasuki 10 hari menjelang Hari Raya Idul Adha bisa menemukan hingga 16 titik warga berjualan hewan qurban dan saat ini hanya ditemukan dua titik saja. Namun, hewan yang dijual juga tidak banyak.

Pihaknya menambahkan, dalam sidak tersebut juga tidak menemukan penyakit yang mengganggu kesehatan hewan qurban. Namun, ia tetap memberikan edukasi kepada penjual, agar menjual ternak sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti sudah poel, sehat dan syarat-syarat lainnya.

Ia juga mengatakan, menjelang Hari Raya Idul Adha 2020 yang juga masih di situasi pandemi COVID-19, terdapat pengurus masjid di Kota Kediri yang telah komunikasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri. Panitia tidak berani melaksanakan pemotongan hewan qurban.

"Sudah ingin qurban, ada uangnya tapi panitia qurban tidak berani melaksanakan qurban. Ada fenomena, terutama ibu-ibu (takut berkerumun di masa pandemi COVID-19). Jadi, itu perlu antisipasi dan tetap qurban tapi tahun depan," kata dia.

Ia menambahkan, warga sebenarnya bisa melakukan pemotongan hewan qurban di rumah potong hewan (RPH). Fasilitas di RPH lengkap, tempatnya nyaman, asri, dan bersih.

"Kalau satu ekor sapi itu hanya butuh tiga orang, tidak perlu banyak orang, tidak bergerombol. Cuma, kita orang Indonesia semakin gotong royong semakin bagus. Padahal standar COVID-19 harus dilaksanakan," kata dia.

Pihaknya juga akan tetap melakukan pemantauan serta pemberian disinfektan di pasar hewan. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran penyakit.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelumnya juga telah menganjurkan agar warga melakukan shalat Idul Adha di rumah mengikuti protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.

Selain menganjurkan agar umat Muslim shalat Idul Adha di rumah, Wali Kota juga tetap meminta kegiatan penyembelihan hewan qurban dilakukan dengan protokol kesehatan. Dianjurkan agar hewan qurban tidak langsung disembelih semua setelah sholat Idul Adha, tetapi bisa dilakukan sampai Hari Tasyrik berakhir.

"Ini semua agar tidak berjubel. Bisa juga dengan menggunakan kupon. Kalau bisa ya diantarkan ke rumah masing-masing," kata Wali Kota Kediri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement