Kamis 23 Jul 2020 14:17 WIB

Hal yang Harus Dilakukan Ayah Ibu Agar Anak Percaya Diri

Pola asuh sejak bayi membentuk kepercayaan diri anak.

Bayi hendak diganti popoknya oleh ibunya. Kepercayaan diri anak dapat dibentuk sejak bayi.
Foto: EPA
Bayi hendak diganti popoknya oleh ibunya. Kepercayaan diri anak dapat dibentuk sejak bayi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, perkembangan psikososial pada anak akan tergantung tiga hal. Pola asuh, stimulasi, dan hubungan interaksi sosial antara anak dan lingkungan sejak bayi, khususnya dengan orang tua, sangat berperan.

"Pertumbuhan anak ini mulai dari bayi sudah sangat tergantung dengan orang tuanya, termasuk dalam pembentukan kepercayaan diri," kata Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat IDAI Dr dr Antonius H Pudjiadi dalam diskusi dengan tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Sebagai contoh pembentukan kepercayaan diri tersebut, menurut Antonius, tergantung pada pola asuh orang tua sejak bayi, misalnya dengan langsung mengganti popok anak saat mengompol. Tindakan yang diambil orang tua itu akan menimbulkan keyakinan pada anak bahwa ada orang yang menolongnya saat dibutuhkan.

Beda halnya jika tidak langsung diganti maka anak akan menangis terus-menerus. Pola asuh seperti itu menimbulkan rasa ragu-ragu pada anak saat menginjak fase perkembangan berikutnya.

"Dia akan menjadi anak yang tidak berani saat berada pada fase 1-3 tahun. Tapi, kalau ditolong, dia menjadi berani, percaya diri, serta mau mencoba sesuatu yang baru," katanya.

Begitu pula pada fase usia 3-5 tahun, dengan tindakan sederhana orang tua menolong saat anak masih bayi, maka anak di usia tersebut tidak akan takut untuk mulai melakukan tindakan-tindakan lebih, misalnya berlari-lari atau bermain bola. Ia mengatakan tindakan pola asuh sejak bayi tersebut juga memengaruhi tumbuh kembang anak pada fase usia 5-12 tahun atau masa-masa sekolah yang menentukan anak menjadi seseorang yang aktif dan berani atau malah inferior.

Tidak hanya itu, hal tersebut juga berlanjut sebagai penentu saat anak beranjak dewasa ataupun tua. Itu menentukan apakah anak akan menjadi seseorang yang bijak atau malah menjadi orang yang selalu menyalahkan orang lain.

"Intinya saat anak merasa nyaman saat kecil dan tahu ada orang tua yang menjaganya, maka akan terbangun sikap percaya diri dan ia akan memiliki identitas," ujarnya.

Menurut Antonius, melindungi anak-anak sejak bayi dengan berbagai stimulasi adalah penting. Sebab, jika tidak, maka anak akan selalu merasa takut salah saat melakukan setiap tindakan ke depannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement