Jumat 24 Jul 2020 19:01 WIB

Amphuri Informasikan Area Tawaf Dibuat Tiga Ring

Amphuri terus memantau perkembangan di Arab Saudi terkait penyelenggaraan haji.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Amphuri Informasikan Area Tawaf Dibuat Tiga Ring. Foto: Jamaah dengan jumlah terbatas melaksanakan shalat dengan menjaga jarak di Masjidil Haram, Makkah, Selasa (5/5). Selama pandemi Covid-19 kerajaan Arab Saudi menutup akses kedua masjid suci dari umum
Foto: Saudi Press Agency/Handout via Reuters
Amphuri Informasikan Area Tawaf Dibuat Tiga Ring. Foto: Jamaah dengan jumlah terbatas melaksanakan shalat dengan menjaga jarak di Masjidil Haram, Makkah, Selasa (5/5). Selama pandemi Covid-19 kerajaan Arab Saudi menutup akses kedua masjid suci dari umum

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi sudah mulai mengatur teknis penyelenggaraan ibadah haji secara terbatas. Pengaturan itu terutama terkait pelaksanaan tawaf yang dibuat tiga ring.

"Informasi yang berkembang tawaf dibuat oleh mereka tiga ring," kata Sekjen Amphuri Firman M Nur saat menyampai perkembangan terknis persiapan haji 1441H/2020M, kepada Republika.co.id, Rabu (23/7).

Teknis penerapan tawaf  yang Pemerintah Arab Saudi jalankan saat ini untuk mengatur jumlah tertentu dalam waktu tertentu. Dengan pola penerapan seperti inilah dapat membatasi jamaah berkerumun di area tawaf secara bersamaan.

"Jadi area tawaf ini dibuat mereka tiga ring. Untuk satu putaran di sekitar 50 sampai 100 orang," ujarnya.

Firman menyampaikan, dengan adanya kebijakan penyelenggaraan haji secara terbatas ini, membuat Pemerintah Arab Saudi juga membatasi jamaah berada di Masjid Al Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah.

"Kapasitas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saat ini juga dikurangin kapasitasnya informasi yang kami dapat mereka hanya diisi oleh 40 persen sesuai kapasitas aslinya," katanya.

Atas keadaan inilah kata Firman, Amphuri terus memantau perkembangan di Arab Saudi terkait penyelenggaraan haji terbatas. Tujuannya agar dapat mempelajari kebijakan-kebijakan terbaru dari Pamerintah Arab Saudi, demikian juga dengan kebijakan di Indonesia. "Satu sisi kami juga mempelajari kebijakan-kebijakan yang berlaku di negara-negara asing," katanya.

Karena tentunya, kebijakan Arab Saudi dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi tidak akan sama, terutama dalam melakukan protokol-protokol Covid-19. Pastinya pemerintah Saudi saat membuka umrah akan menerapkan protokol kesehatan covid tinggkat tinggi kepada setiap yang datang. "Dipastikan pelayanan harus bersifat hygienic and health," katanya.

Menurut dia, kewajiban menjaga social distancing tentunya pertama akan mengurangi jumlah kuota untuk mendapatkan visa pelaksanaan umrah di musim umrah yang akan datang. Dan tentunya kewajiban sosial distancing ini akan berimbas pada kenaikan paket umrah yang ditawarkan travel. 

"Kami perkirakan akan sangat dikurangi oleh pemerintah Saudi atau tidak akan terbuka," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement