Jumat 24 Jul 2020 19:10 WIB

574 Unit Vent-i Telah Disalurkan ke 203 RS

Setelah target 1.000 Vent-i tercapai, tim pengembang akan terus memproduksi.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Friska Yolandha
Acara Berbagi Cerita Progress Akhir Vent-I di Masjid Salman, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Jumat (24/7).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Acara Berbagi Cerita Progress Akhir Vent-I di Masjid Salman, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Jumat (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim pengembang Ventilator Indonesia (Vent-I) memaparkan perjalanan pembuatan Vent-I di Masjid Salman, Jalan Ganesha, Kota Bandung. Dalam ajang ini, tim memberikan rasa terima kasih pada publik di masa akhir pembuatan Vent-I.

Ketua tim Vent-I, Syarif Hidayat mengenang kembali proses awal pembuatan Vent-I yang dimulai pada Maret lalu. Menurutnya, pengembangan singkat Vent-I tidak lepas dari risiko yang ada di hadapan tim, termasuk soal biaya dan risiko lainnya.

Baca Juga

"Jika kami mengambil dana pemerintah, ini tidak akan jalan. Untuk itu kita mengambil risiko dengan mengambil dana masyarakat, modalnya adalah kepercayaan. Inilah kedepan akan jadi inovasi baru," kata Syarif usai acara.

Proyek ini berjalan sejak 23 Maret lalu. Pembuatan Vent-I pun melibatkan beberapa perguruan tinggi seperti ITB, Unpad, Polman, Polban, PT DI, PT Pura, Universitas Nurtanio dan sejumlah SMK. Setiap harinya, relawan mampu memproduksi sebanyak 30-40 unit.

Donasi yang terkumpul mencapai Rp 12 miliar. Donasi ini berasal dari 1.600 donatur baik dari institusi dan perseorangan. Dari donasi itu, akan dibuat seribu Vent-I yang didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Hingga 14 Juli 2020, 574 unit disalurkan ke 203 rumah sakit di 29 provinsi di Indonesia. Syarif menargetkan 427 unit yang tersisa akan cepat diselesaikan.

"Sekarang yang telah diproduksi tahap akhir sekitar 100 unit lagi. Bahan baku sebenarnya bisa ditemukan dalam negeri, tapi komponen utamanya yang justru kita belum punya, jadi impor," kata Syarif.

Sayangnya, hal ini yang membuat produksi kesulitan menyelesaikan unit yang tersisa. Sembari menunggu komponen yang datang.

Setelah 1.000 unit Vent-I, Syarif mengakui tidak akan menutup program ini. Dia menyebut akan melanjutkan dengan alat lain yang dibutuhkan oleh pasien covid19.

"Pada dasarnya ini akan jadi momen untuk memberikan alat bantu kesehatan dengan harga yang terjangkau," katanya.

Syarif menyebut biaya dasar untuk membuat satu Vent-I Rp 12,5 juta dengan versi komersial Rp 20 juta. Syarif menyebut ada total 240 orang relawan yang membantu hingga akhirnya Vent-I tercipta. Syarif menyebut pengembangan ini tidak menutup akan sampai pada ventilator yang harganya mencapai ratusan juta.

"Vent-I ini masih versi sederhana, tentu kita bisa sampai ke versi yang lebih rumit. Tapi untuk pasien covid-19 ini sudah cukup," kata Syarif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement