Jumat 24 Jul 2020 20:15 WIB

Masjid Ijabah, Saksi Bisu Doa Rasulullah yang tak Dikabulkan

Nabi SAW berdo'a dengan do'a yang panjang. Lalu, beliau menghadap ke para sahabat.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Masjid al Ijabah, masjid yang menjadi tempat berdoanya Rasulullah SAW. Dua dari tiga doa Rasul, dikabulkan Allah SWT dan satu doa tidak dikabulkan.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Masjid al Ijabah, masjid yang menjadi tempat berdoanya Rasulullah SAW. Dua dari tiga doa Rasul, dikabulkan Allah SWT dan satu doa tidak dikabulkan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kota Suci Madinah di Arab Saudi dipenuhi dengan masjid-masjid yang sarat akan nilai historis. Masjid-masjid tersebut memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Sebab, di antara masjid-masjid tersebut memiliki nilai sejarah dari zaman Nabi Muhammad SAW dan era para sahabat Nabi SAW.

Salah satu masjid yang memiliki sejarah yang unik adalah Masjid Ijabah. Bangunan masjid ini memang tak semegah Masjid Nabawi. Namun, masjid ini menjadi saksi betapa Nabi Muhammad SAW begitu menyayangi dan memperhatikan umatnya. Di masjid ini, Nabi SAW memanjatkan doa kepada Allah untuk keselamatan umatnya.

Masjid ini terletak 600 meter di sebelah barat daya Masjid Nabawi atau sekitar 583 meter di utara pemakaman Baqi', tepatnya di Sara Sittin (Jalan Sittin) berdekatan dengan RS. Al Anshar.

Seperti dinukilkan dari buku berjudul "Madinah: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW" karya Zuhairi Misrawi, masjid ini diidentikkan dengan tempat yang langsung mendapat jawaban dari Tuhan. Sesuai namanya, Ijabah, masjid ini memiliki makna 'jawaban' atau 'terkabul'.

Masjid ini dahulu dikenal dengan nama Masjid Bani Muawiyah al Aus, lantaran lokasinya berada di perkampungan Bani Mu'awiyah. Akan tetapi, orang-orang Madinah mengenalnya sebagai Masjid Ijabah, karena merujuk pada latar sejarah masjid tersebut. Mereka berharap, ketika berdoa di Masjid Ijabah, permohonan mereka akan dikabulkan oleh Allah sebagaimana sang Nabi SAW juga dikabulkan doanya.

Dalam sejarahnya, Masjid Ijabah menjadi tempat di mana do'a Nabi Muhammad SAW dikabulkan oleh Allah SWT. Dikisahkan, di tempat itu Nabi SAW menyampaikan tiga permohonan kepada Allah.

Dua permohonannya dijawab oleh Allah, dan satu hal tidak dikabulkan. Dua hal tersebut ialah do'a agar umatnya tidak dibinasakan oleh Sunnah-nya, dan agar mereka tidak terjerumus dalam kehancuran. Sedangkan satu hal lagi tidak dijawab, yakni agar umatnya tidak berselisih.

Sebagaimana riwayat dari Amir ibn Sa'ad dari ayahnya tentang doa Nabi SAW dan sabdanya. Dalam riwayat hadits itu disebutkan, bahwa suatu hari Rasulullah SAW datang dari gunung dan ketika melewati Masjid Bani Mu'awiyah, beliau masuk masjid dan sholat dua raka'at. Nabi sholat bersama para sahabatnya.

Usai sholat, Nabi SAW berdo'a dengan do'a yang panjang. Lalu, beliau menghadap ke para sahabat. Nabi SAW kemudian bersabda:

"Aku telah mohon kepada Tuhan tiga hal; Ia mengabulkan yang dua, dan menolak yang satu. Aku mohon kepada Tuhan agar tidak membinasakan umatku dengan kekeringan dan kelaparan, Ia pun mengabulkannya. Dan aku mohon agar tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkannya, Ia pun mengabulkannya. Dan aku mohon agar tidak ada fitnah dan perbedaan di antara mereka, (tetapi) Dia tidak mengabulkannya." (HR Muslim)

Masjid Ijabah memiliki luas 1.000 meter persegi. Masjid ini memiliki dua kubah. Kubah di depan masjid setinggi 11,70 meter dengan diameter 9,5 meter dan tidak dilengkapi dengan bulan sabit. Sedangkan kubah di sudut sebelah tenggara memiliki tinggi 36 meter termasuk dengan bulan sabitnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement