REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turki melaksanakan Salat Jumat pertama, Jumat (24/7) di Masjid Hagia Sophia. Sholat Jumat dihadiri ribuan jamaah, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Khotbah disampaikan oleh Ali Erbas, Kepala Direktorat Keagamaan Turki. Dalam khotbahnya, Erbas mengatakan bahwa hari Jumat ini persis seperti 60 tahun lalu, saat 16 muazin menara Masjid Sultan Ahmet, yang terletak tepat di seberang Hagia Sophia, mengelilingi tempat itu dengan azan, setelah jeda 18 tahun.
“Hari ini adalah hari ketika Muslim berdiri melaksanakan salat dengan air mata sukacita, sujud dengan penuh rasa tunduk dan syukur. Hari ini juga adalah hari kehormatan dan kerendahan hati,” ucap Erbas.
Dia mengatakan sesungguhnya kota Konstantinopel pasti akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Dan pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baiknya pasukan.
Erbas menekankan bahwa penaklukan itu adalah kebangkitan, bukan penganiayaan, dan itu adalah rekonstruksi, bukan kehancuran.
“Dalam peradaban kita, penaklukan merupakan pembuka pintu sebuah kota bagi Islam, perdamaian, dan keadilan,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa hal tersebut sudah disampaikan di Quran surat Ali Imran ayat 159 yang isinya dan ketika kamu telah bertekad bulat, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bersandar [kepada-Nya].
Erbas juga menyampaikan bahwa Sultan Ottoman Muhammad al-Fatih menaklukkan Istanbul dengan izin dan rahmat Allah. Sultan tidak mengizinkan perusakan satu batu pun dari kota yang sangat berharga ini.
Dalam khotbah itu, Erbas mengucapkan salam hormat untuk arsitek terkenal Mimar Sinan. Mimar Sinan menghiasi Hagia Sophia dengan menara, yang telah memperkuat konstruksi dan membuatnya tetap berdiri selama berabad-abad.
“Salam kepada semua saudara dan saudari kita dari penjuru dunia yang menunggu Hagia Sophia dibuka kembali untuk ibadah, dan merayakan pembukaannya dengan sukacita,” kata Erbas.