Jumat 24 Jul 2020 22:53 WIB

Babel Terapkan Pustaka Berbasis Inklusi di New Normal

Perpustakaan mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat.

Babel Terapkan Pustaka Berbasis Inklusi di New Normal (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Babel Terapkan Pustaka Berbasis Inklusi di New Normal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerapkan pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial berkelanjutan guna meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat dalam adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19.

"Kami berharap memasuki tatanan hidup baru "new normal" (adaptasi kebiasaan baru) layanan perpustakaan inklusi sosial ini sudah diterapkan, sehingga masyarakat dengan mudah mengakses bahan pustaka dan sumber informasi yang bermutu," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Babel Asyraf Suryadin di Pangkalpinang, Jumat (24/7).

Dalam penerapan layanan perpustakaan inklusi sosial berbasis teknologi komunikasi dan teknologi ini, pihaknya telah melakukan pelatihan dan bimbingan teknis kepada seluruh petugas perpustakaan provinsi, kabupaten/kota dalam peningkatan kualitas layanan informasi melalui buku, komputer, dan internet.

Selain itu, pelatihan dan bintek itu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang menjadi kebutuhan masyarakat serta melakukan advokasi dan membangun kemitraan. "Perpustakaan harus dirancang agar memiliki nilai kemanfaatan yang tinggi bagi masyarakat, apalagi dalam kondisi pendemi Covid-19 ini," ujarnya.

Menurut dia, melalui pendekatan inklusif, perpustakaan mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk memperoleh semangat baru dan solusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. "Dengan penguatan literasi individu, maka akan terjadi perubahan pengetahuan dan perilaku individu yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan, katanya.

Ia menambahkan transformasi layanan perpustakaan yang berbasis inklusi sosial akan ditandai dengan adanya ketersediaan dan kemudahan akses bahan pustaka dan sumber informasi bermutu untuk masyarakat.

Masyarakat, kata dia, dapat memanfaatkan perpustakaan untuk berbagi pengalaman dan melatih keterampilan, agar memperoleh keahlian dan pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan sebuah inovasi untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat yang berkelanjutan dengan memanfaatkan layanan TIK untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat," katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement