Ahad 26 Jul 2020 22:22 WIB

MUI Lampung Minta Panita Qurban Libatkan Remaja

Warga tidak perlu datang ke tempat penyembelihan hewan cukup tunggu di kediamannya.

MUI Lampung Minta Panita Qurban Libatkan Remaja (ilustrasi).
Foto: ADENG BUSTOMI/Antara Foto
MUI Lampung Minta Panita Qurban Libatkan Remaja (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung menyarankan panitia qurban dapat melibatkan remaja yang tergabung dalam remaja Islam masjid (Risma) setempat untuk membagikan daging qurban ke rumah-rumah warga.

"Ini adalah salah satu cara agar saat pembagian daging tidak ada kerumunan orang yang dikhawatirkan dapat menjadi persebaran Covid-19," kata Wakil Ketua MUI Lampung A Bukhari Muslim, di Bandarlampung, Ahad (26/7).

Menurutnya, hari raya qurban tahun ini memang berbeda dari sebelum-sebelumnya karena berada di tengah pandemi sehingga langkah-langkah antisipasi mencegah penyebaran virus corona memang harus dilakukan dan memperdayakan pemuda setempat untuk membagikan langsung daging ke rumah-rumah warga merupakan hal yang sudah tepat.

"Jadi warga pun tidak perlu datang ke tempat penyembelihan hewan cukup tunggu di kediamannya saja nanti kan diantar. Misal satu orang bawa 20 besek daging qurban membawa sepeda atau motor selesai juga kan," ujarnya.

 

Selain itu, lanjut dia, pihaknya pun menghimbau kepada panitia qurban untuk tetap menaati protokol kesehatan saat melakukan pemotongan hewan seperti memakai masker dan sarung tangan, dan ada tempat cuci tangan agar terjamin kebersihan daging tersebut. "Kemudian juga panitia harus memakai orang-orang yang profesional dalam penyembelihan dan pemotongan hewan qurban tersebut," kata dia.

Terkait, Sholat Hari Raya Idul Adha 1441 H MUI Lampung sesuai dengan kesepakatan bersama dengan pemprov memperbolehkan masyarakat untuk melaksanakannya di masjid atau lapangan terbuka.

Namun, lanjut dia, para jamaah diberi catatan mereka harus membawa sajadah sendiri, kemudian memakai masker dan usai pelaksanaan sholat Idul Adha tidak perlu bersalaman satu sama lain. "Kita juga telah meminta khutbah dan pembacaan ayat Alqur'an saat sholat tidak terlalu panjang. Jadi memang pada intinya diperbolehkan sholat tapi tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku," katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement