Selasa 28 Jul 2020 22:22 WIB

Jamaah Bertahap Tiba di Makkah Bersiap Laksanakan Haji 2020

Jamaah haji melakukan karantina sembari masih mengenakan gelang elektronik.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jamaah Bertahap Tiba di Makkah Bersiap Laksanakan Haji 2020. Foto udara  Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Senin, (27/7/2020).
Foto: Saudi Ministry of Media via AP
Jamaah Bertahap Tiba di Makkah Bersiap Laksanakan Haji 2020. Foto udara Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Senin, (27/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Jamaah haji 2020 secara bertahap mulai berdatangan ke Makkah. Mereka akan menjalankan ibadah rukun Islam kelima dengan jumlah terbatas.

Pemerintah Saudi berusaha menyeimbangkan pengawasan kerajaan terhadap salah satu pilar utama Islam dan keselamatan pengunjung dalam menghadapi pandemi global.

Ibadah haji, yang dimulai pada hari Rabu, biasanya mendatangkan sekitar 2,5 juta orang dari seluruh dunia. Selama lima hari, mereka menjalankan ibadah dengan intens, sekaligus menjadi lokasi pertemuan umat Muslim terbesar.

Tahun ini, Kementerian Haji Arab Saudi mengatakan jumlah jamaah berkisar antara 1.000 dan 10.000 orang. Mereka merupakan orang-orang yang sudah tinggal di Kerajaan Saudi dan mendapat izin melakukan ziarah.

 

Dua pertiga dari jamaah haji ini akan berasal dari warga asing di Arab Saudi atau ekspatriat. Dan sepertiganya merupakan hak warga negara Saudi.

Seorang warga negara Malaysia, Fatin Daud, menjadi satu di antara ribuan orang yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan haji tahun ini. Ia sedang belajar bahasa Arab di Arab Saudi.

Dilansir di Baynews9, setelah diumumkan jika ia terpilih, seorang petugas dari Kementerian Kesehatan Saudi datang ke rumahnya dan melakukan tes untuk virus Covid-19. Dia kemudian diberi gelang elektronik untuk memonitor gerakannya dan diminta melakukan karantina selama beberapa hari di rumah.

Setelah itu, Daud dipindahkan ke sebuah hotel di Makkah, di mana ia melanjutkan karantina sembari masih mengenakan gelang elektronik. Sebuah kotak besar berisi makanan rutin dikirim ke kamar hotelnya, tiga kali sehari, sembari ia bersiap untuk memulai haji.

“Tidak bisa dipercaya. Pemberitahuan dari Kementerian Haji terasa tidak masuk akal karena saya tidak mengharapkan untuk mendapatkannya," kata dia dilansir di Baynews9, Selasa (28/7).

Usai mendapatkan pengumuman tersebut, ia masih tidak merasa percaya sekaligus gembira. Fatin lantas mengatakan akan berdoa untuk akhir Covid-19 serta persatuan di antara umat Islam di seluruh dunia.

"Saya yakin langkah-langkah keselamatan sedang diambil dan satu-satunya hal yang perlu kita lakukan sebagai peziarah adalah mengikuti instruksi, serta mencoba yang terbaik untuk saling mendukung," ujar wanita berusia 25 tahun ini.

Berada dalam karantina membuat Fatin merasakan tantangan emosional. Ia menjadi bagian dari kelompok sekitar 10 peziarah asal Malaysia dan Singapura. Mereka terhubung secara daring dan berbagi kiat serta latihan keagamaan agar tetap sibuk.

Pemerintah Saudi menanggung semua biaya peziarah tahun ini. Tak hanya itu, Saudi juga menyediakan makanan, akomodasi hotel, transportasi dan perawatan kesehatan.

Biasanya, pelaksanaan haji menelan biaya ribuan dolar bagi peziarah yang menabung seumur hidup. Haji menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya dan membantu pendapatan Arab Saudi.

Raja-raja Saudi selama beberapa generasi menganggap gelar sebagai pemelihara situs-situs suci Islam dan pengawasan terhadap haji adalah sesuatu yang prestise (berwibawa) dan memberikan pengaruh di kalangan umat Islam secara global. Arab Saudi tidak pernah membatalkan haji dalam hampir 90 tahun sejak negara itu didirikan.

Raja Salman, yang biasanya mengawasi haji dari Makkah, saat ini sedang menjalani operasi untuk mengangkat kantong empedunya di sebuah rumah sakit di ibukota, Riyadh. Raja berusia 84 tahun itu harus tetap di rumah sakit untuk pemulihan dan menerima perawatan dokter.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Saudi, tidak ada jamaah haji dari luar negeri yang mengikuti pelaksanaan haji. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran menyebarnya virus Covid-19 dan padatnya kerumunan nantinya.

Sebagai salah satu persyaratan haji tahun ini, jamaah yang mendaftar harus berusia antara 20 hingga 50. Selain itu, mereka dipastikan dalam kondisi sehat dan baik.

Ritual haji menuntut kekuatan fisik dan menawarkan pengalaman mendalam bagi umat Islam. Tak jarang umat yang beriman ini menangis, telapak tangan mereka tertadah ke arah langit dalam doa dan pertobatan. Ibadah haji wajib bagi semua Muslim yang mampu sekali seumur hidup.

Tahun ini, media internasional tidak diberi izin meliput haji dari Makkah. Pun, kali ini jamaah harus menggunakan masker dan meminum air zam-zam dari botol kemasan yang telah disediakan. Kerikil untuk lempar jumrah telah disiapkan dalam kantong dan disterilisasi sebelum didistribusikan kepada jamaah.

Jamaah juga diminta membawa karpet doa atau sajadah mereka sendiri. Selama beribadah shalat maupun berdua, jamaah diwajibkan memberi jarak satu sama lain, tidak boleh menyentuh antar bahu.

 

Sumber: https://www.baynews9.com/fl/tampa/news/2020/07/27/pilgrims-arrive-in-mecca-for-downsized-hajj-amid-pandemic

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement