Kamis 30 Jul 2020 08:26 WIB

Pesan Idul Adha Khamenei: Wujudkan Persatuan Islam

Pesan Idul Adha Khamenei: Wujudkan Persatuan Islam

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Pesan Idul Adha Khamenei: Wujudkan Persatuan Islam. Foto: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Pesan Idul Adha Khamenei: Wujudkan Persatuan Islam. Foto: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Revolusi Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menekankan kebutuhan peningkatan akan persatuan di antara semua komunitas Muslim. Sebab hal itu merupakan bagian besar cita-cita Islam.

Tanpa afinitas di kalangan komunitas Muslim dan para umat Muslim, cita-cita besar Islam tidak akan tercapai. "Dengan simpati dan kerja sama, plot musuh tidak akan menimbulkan hambatan serius di jalur ini," katanya seperti diilansir di Financial Tribune, Kamis (30/7),

Baca Juga

Dia membuat pernyataan dalam sebuah pesan pada kesempatan musim haji 2020 meskipun ritual tersebut telah dibatalkan tahun ini karena penyebaran penyakit virus corona jenis baru (Covid-19).

Sebagaimana diketahui, haji tahun ini telah dibatasi untuk sekitar 1.000 jamaah haji dari dalam Arab Saudi dan Muslim dari luar negeri tidak akan dapat menghadiri haji. 1.000 jamaah haji akan menjadi warga asing kerajaan serta pekerja kesehatan Saudi dan petugas keamanan yang telah pulih dari Covid-10, sebagai tanda terima kasih atas pengorbanan mereka.

 

Ayatollah Khomeini menyesalkan bahwa musim haji, yang selalu menjadi waktu kebanggaan dan kehormatan bagi dunia Muslim, sekarang menyebabkan perasaan sedih dan perpisahan di antara orang-orang beriman. "Kekurangan ini berumur pendek dan tidak akan bertahan lama, insya Allah," katanya.

Dia menambahkan bahwa moral dari keadaan ini adalah bagi umat Islam untuk menghargai kesempatan besar yang ditawarkan kepada mereka.

"Haji adalah tampilan kekuatan melawan kekuatan arogan yang merupakan pusat korupsi, penindasan, penindasan, dan penjarahan," katanya.

Pemimpin revolusi Iran itu mengatakan bahwa seperti biasa dan lebih dari sebelumnya, kepentingan komunitas Muslim terletak pada persatuan melawan permusuhan dan ancaman, terutama dari Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.

Dia menggambarkan kehadiran Amerika Serikat di Asia Barat sebagai hal yang merugikan negara-negara kawasan dan menjadi penyebab rasa tidak aman, kehancuran, dan keterbelakangan. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh negara-negara Islam terhadap penduduknya yang non-Muslim.

"Kami melihat semua negara Muslim sebagai saudara kami dan memperlakukan non-Muslim yang belum bergabung dengan front musuh dengan rasa hormat dan keadilan," katanya.

Menurutnya, membantu orang-orang Palestina yang tertindas dan bersimpati dengan Yaman dan Muslim tertindas lainnya di mana pun di dunia juga akan tetap menjadi prioritas negara tersebut. Harusnya, solidaritas kemanusiaan juga diwujudkan di setiap negara.

Ayatollah Khomeini juga menyarankan para pemimpin negara-negara Muslim untuk mengandalkan saudara-saudara Muslim mereka alih-alih menggunakan musuh untuk keuntungan jangka pendek.

"Kami menasihati dan memperingatkan mereka yang menerima kelangsungan hidup rezim Zionis yang menduduki dan menindas dan mengulurkan tangan persahabatan terhadap mereka terhadap konsekuensi pahit dari perilaku ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement