Ahad 02 Aug 2020 16:58 WIB

Ironi Muslim Jepang, Populasi Naik Tapi Makam Cuma 7 Titik

Jumlah Muslim Jepang yang terus naik tak diiringi dengan jumlah pemakaman.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Jumlah Muslim Jepang yang terus naik tak diiringi dengan jumlah pemakaman. Bendera Jepang
Foto: techgenie.com
Jumlah Muslim Jepang yang terus naik tak diiringi dengan jumlah pemakaman. Bendera Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, SAPPORO –  Muslim di Jepang mengalami kendala ketika ingin memakamkan orang terkasihnya. Walau jumlah penduduk Muslim meningkat, namun jumlah pemakaman Muslim tak mengalami penambahan.

Diperkirakan ada sekitar 200 ribu Muslim di Jepang. Tapi tercatat hanya ada tujuh lokasi pemakaman Muslim di seantero negeri, salah satunya di Yoichi, Hokkaido.

Baca Juga

Jepang memang dikenal sebagai negara yang mayoritas menggunakan sistem kremasi pada jenazah. Dari data pada 2018, sebanyak 99 persen jenazah di Jepang dikremasi. Hal itu sesuai aliran kepercayaan mayoritas penduduk Jepang.

"Sangat butuh banyak biaya, waktu dan usaha untuk dimakamkan di negara asal saya, dan itu sungguh tidak realistis," kata pria asal Pakistan berusia 57 tahun yang namanya disamarkan dilansir dari the Japan Times pada Ahad (2/8).

 

Pria itu datang ke Jepang pada 32 tahun lalu. Ia pun menikah dengan perempuan Jepang hingga memiliki dua anak. Oleh karena itu, ia tak berencana pergi dari Negeri Sakura.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang menyatakan tak ada aturan resmi untuk pemakaman. Ketersediaan dan aturan pemakaman diserahkan pada pemerintah daerah. Pemda nantinya mengatur soal pemakaman, termasuk seberapa jauh jaraknya dari pemukiman dan sungai.

Sayangnya, rencana pembangunan makam Muslim kerap menemui masalah. Misalnya penolakan dari penduduk yang khawatir dengan kebersihan makam dan potensi penyakit yang timbul. Kemudian kekhawatiran polusi air akibat pemakaman.

Berdasarkan Japan Islamic Trust, didapati bahwa Jepang tak menyediakan makam Muslim di Tohuku atau daerah lain di Chugoku.

"Jenazah seringnya dibawa ke makam yang jauh, ini bisa saja merusak jenazah atau berakibat biaya transportasi yang tinggi," ujar Direktur Jenderal Japan Islamic Trust, Qureshi Haroon.

Sementara itu, profesor kehormatan Universitas Waseda, Hirofumi Tanada memandang pemerintah Jepang perlu mengakomodasi kebutuhan penduduk dari berbagai latar belakang agama. 

Sebab menurutnya Jepang sendiri sudah memudahkan aturan imigrasi sejak April lalu demi menerima tenaga kerja asing. "Masalah terkait pemakaman (Muslim) hanya salah satu contoh saja," sebut pria yang akrab dengan komunitas Muslim itu.  

Sumber: https://www.japantimes.co.jp/news/2020/08/01/national/muslims-cremation-burials/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement