Ahad 02 Aug 2020 17:56 WIB

Imbauan Qurban di RPH Harus Ditanamkan Secara Bertahap

Jangan sampai kurban di RPH mengurangi antusiasme masyarakat yang ingin berkurban.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
Himbauan Qurban di RPH Harus Ditanamkan Secara Bertahap. Foto: Pekerja memotong daging sapi kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta, Jumat (31/7/2020). RPH PD Dharma Jaya pada perayaan Idul Adha 1441 H menyembelih 325 ekor sapi kurban yang berasal dari instansi pemerintah dan masyarakat serta penyembelihan tersebut akan berlangsung hingga Senin (3/8/2020).
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA
Himbauan Qurban di RPH Harus Ditanamkan Secara Bertahap. Foto: Pekerja memotong daging sapi kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta, Jumat (31/7/2020). RPH PD Dharma Jaya pada perayaan Idul Adha 1441 H menyembelih 325 ekor sapi kurban yang berasal dari instansi pemerintah dan masyarakat serta penyembelihan tersebut akan berlangsung hingga Senin (3/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Direktur Eksekutif Indonesian Halal Watch, Ikhsan Abdullah mengatakan, pemotongan mandiri bisa terus dilakukan namun edukasi terkait prosedur penyembelihan juga perlu dilakukan. Ikhsan juga menganggap himbauan untuk melakukan penyembelihan di rumah potong hewan (RPH) akan mengurangi niat masyarakat untuk berkurban. 

“Bila ke RPH kami masih khawatir akan mengurangi niat masyarakat untuk berkurban,” kata Ikhsan kepada Republika.co.id, Ahad (2/8).  

Untuk lebih menyosialisasikan RPH, Ikhsan mengganggap pemerintah daerah (Pemda) perlu memfasilitasi RPH dan meningkatkan pelayanan yang tersedia. Menurut Ikhsan, jika RPH menyediakan transparansi proses penyembelihan, dimana pengurban dapat menyaksikan proses penyembelihan hingga penyerahan daging kurban, maka RPH mungkin akan mulai dilirik masyarakat. 

“Bila RPH dipersiapkan dan masyarakat juga diedukasi, insya Allah himbauan ini dapat diterima masyarakat,” ujarnya. 

“Jadi persoalan lokasi RPH yang terkadang sangat jauh hingga pendistribusian daging kepada yang berhak dapat teratasi,” tambahnya. 

Namun Ikhsan menekankan, imbauan kurban berkeadaban ini harus ditanamkan secara bertahap. Dia juga mengingatkan agar himbauan ini mengurangi semangat masyarakat untuk berqurban atau merayakan euforia Idul Adha. 

“Kalau penyaluran kurban ini berkaitan dengan keinginan dan trust masyarakat. Jadi mungkin harus bertahap memahamkan ini,” ujar Ikhsan. 

“Jangan sampai pandangan baru ini lalu mengurangi antusias masyarakat yang ingin berqurban, mengingat kesiapan RPH kita masih belum siap,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menilai, tradisi berkurban perlu mendapatkan perhatian. Ia menawarkan konsep kurban berkeadaban sebagai alternatif atas tradisi berkurban yang dianggap kurang tepat.

Mu’ti menyarankan penyembelihan kurban lebih baik dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) walau terasa tidak afdal karena tidak melihat langsung hewan kurban. Tapi hewan disembelih oleh jagal Muslim profesional, terjamin kebersihan dan terjaga keamanannya karena tidak ada kerumunan massa.

"Penyembelihan amatiran harus diakhiri. Jika hewan kurban disembelih di masjid, mushala, perkantoran, dan sebagainya, seyogianya dilakukan oleh jagal profesional," ucap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement