Rabu 05 Aug 2020 06:03 WIB

Mencari Jejak Masa Lalu di Museum Makkah

Jejak masa lalu di museum Makkah.

Koleksi di museum Imarat Al-Haramain Asy-Syarifain, Makkah.
Foto: ihram.co.id
Koleksi di museum Imarat Al-Haramain Asy-Syarifain, Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID -- Makkah yang bersejarah telah menyambut para peziarah selama ribuan tahun dan catatan terperinci tentang masa lalu dan masa kini. Semua itu kini dapat dinikmati peninggalannya di berbagai museum yang ada di kota suci itu.

Di Makkah ada sepuluh museum yang menampung banyak artefak langka. Di sana dipamerkan budaya dan warisan kota itu melalui koleksi dan pajangan yang menarik.

Setiap Museum memiliki pameran sendiri yang unik dengan spesialisasi tertentu. Misalnya, soal koleksi mata uang Islam, kerajinan tangan Makkah, warisan rakyat daerah dan pameran umum yang mendokumentasikan Kerajaan Arab Saudi di masa lalu.

Islamic Museum of Makkah. No posting of Islamic craftsmanship ...

Pameran Arsitektur Dua Masjid Suci di Makkah adalah salah satu museum paling terkemuka di Arab Saudi dan merupakan rumah bagi harta dan artefak yang telah berusia lebih dari 1.400 tahun. Dibuka pada tahun 2000 pada masa pemerintahan mendiang Raja Fahd, itu berisi tujuh ruang utama yang menyoroti peradaban Islam.

Pemandu wisata, Eitimad Ghazzawi, mengatakan pameran itu berisi harta dan peninggalan dari zaman sahabat Nabi Muhammad. "Museum ini juga menyimpan seni dan sejarah Ka'bah dan Masjid Agung di koridor-koridornya,'' katanya seperti diukutip Al Arabiya.

Selain itu, museum tersebut juga  menampilkan lukisan-lukisan dari Dua Masjid Suci dan sebuah markas dari perluasan Masjid Masjidil Haram di Makkah di seluruh era. Barang tertua di museum adalah dari zaman sahabat Nabi Muhammad, Abdullah bin Al-Zubair. Koleksi ini berupa kolom kayu yang merupakan salah satu pilar dalam Ka'bah dan berusia hampir 1.300 tahun.

Ghazzawi menambahkan bahwa ada juga salinan Alquran yang ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, yang berisi gambar, surat, dan kaligrafi yang elegan.

Fahd Al-Maliki, penyelia umum departemen museum di Universitas Umm Al-Qura, mengatakan, bila museum tersebit memiliki misi besar yang tidak kalah penting dari badan budaya lain dalam hal pengembangan perkotaan dan meningkatkan selera publik.

“Mereka juga merupakan layanan yang harus dinikmati setiap anggota masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan budaya yang disediakan oleh museum mana pun, yang menangkap budaya secara visual. Bagi anak-anak dan remaja, kunjungan ke museum memainkan peran penting dalam menggerakkan emosi dan pikiran yang mencerahkan,'' ujarnya.

Dia mencatat bahwa peran museum tidak terbatas pada melestarikan kekayaan artistik, tetapi juga memperdalam budaya artistik. “Museum adalah tempat yang membantu pengunjung, baik cendekiawan maupun orang biasa, menikmati, belajar, dan mendapat manfaat dari komponen artistik dan budaya mereka.

“Misi dari museum-museum di Makkah ini memberikan kesempatan untuk mencapai kekayaan artistik dengan merenungkan isinya, yang meliputi kreasi yang sangat baik dari nilai artistiknya. Baik itu karena keasliannya dalam menyampaikan emosi dan pemikiran masyarakat Mekah, atau mencari tahu cerminan masyarakat Saudi dalam membangun nilai-nilai spiritual dan budayanya,'' katanya.

Selain museum secara umum, di Makkah juga aga museum yang dimiliki secara pribadi. Salah satunya adalah 'Museum Warisan Manusia' yang dimiliki oleh Majdoua Al-Ghamdi yang menceritakan kisah para pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Pameran ini meliputi peralatan rumah tangga yang digunakan di Makkah sebelum listrik,  tentang suku-suku Saudi, dan artefak yang menampilkan peran penduduk kota dalam melayani para peziarah dan sejarah Madrasah kuno Al-Sawlatiyah, salah satu sekolah tertua di Arab. Semenanjung Arabia.

Al-Ghamdi mengatakan bahwa koleksi museum termasuk koin Bizantium dan Romawi dari semua jenis - emas dan berbagai logam - dan dinar Islam, perak, dan emas yang digunakan selama era Umayyah. Di samping itu ada koleksi senjata seperti meriam, pisau, belati, pedang dan senjata.

Sami Kurdi, pemilik museum pribadi lainnya, mengatakan bahwa ia menghabiskan 40 tahun mengumpulkan benda-benda logam dan pamerannya menceritakan kisah perjuangan leluhur Makkah dan peradaban besar mereka.

Museum Al-Kurdi menampung lebih dari 100.000 artefak, beberapa di antaranya berusia setidaknya 200 tahun. Ada pajangan cetakan lama Al-Qur'an Suci, manuskrip, buku, koin, dan uang kertas dari 140 negara, peralatan rumah tangga, artefak kayu kuno, perangko, gambar, peta, koran, dan majalah.

Museum ini juga berisi berbagai paviliun yang memamerkan pakaian, peralatan, kerajinan, perangkat komunikasi dan peralatan audiovisual, di samping sejumlah model lama mobil besi dan kayu klasik dalam berbagai bentuk. Ada juga area yang menampilkan senjata termasuk senapan, pistol, pedang, belati, janbiya, tombak, serbuk mesiu, pakaian ksatria, dan sabuk amunisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement