Rabu 05 Aug 2020 15:42 WIB

Maskapai Air Asia Pertimbangkan Buka Layanan Haji dan Umroh

Haji dan umroh diperkirakan akan menyumbang 10 hingga 15 persen pendapatan makapai.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Maskapai Air Asia Pertimbangkan Buka Layanan Haji dan Umroh (ilustrasi).
Foto: ANTARA/fauzan
Maskapai Air Asia Pertimbangkan Buka Layanan Haji dan Umroh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Maskapai penerbangan Air Asia yang berbasis di Malaysia mengatakan akan mulai membuka layanan untuk melayani jamaah haji dan umroh.

Maskapai berbiaya rendah itu mengatakan, pihaknya bertujuan menawarkan rangkaian layanan lengkap yang diperlukan, menurut laporan tahunan 2019 yang diajukan ke Bursa Malaysia pada Rabu (29/7) lalu.

"Ke depan, kami secara aktif menilai prospek sejumlah produk yang dapat melayani perjalanan khusus. Sebagai contoh, kami bermaksud meluncurkan layanan ramah Muslim, termasuk paket untuk melakukan haji dan umroh," kata perusahaan dilansir di Salaam Gateway, Rabu (5/8).

Layanan yang dimaksud perusahaan termasuk di dalamnya penasehat perjalanan, cara mendapatkan visa, hingga memesan akomodasi dan penerbangan.

Air Asia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam perjalanan lain, pihaknya juga dapat membantu dengan layanan seperti mengidentifikasi restoran halal.

Maskapai ini mengatakan, begitu paket haji dan umrohnya "lepas landas", mereka akan menawarkan layanan serupa untuk perjalanan ibadah lainnya. Air Asia tidak secara gamblang mengidentifikasi jenis layanan lain yang akan diberikan.

Pada penerbangan haji khusus, Air Asia akan bersaing dengan layanan haji dan umroh milik Malaysia Airlines, Amal, yang diluncurkan pada Februari 2019.

Pada saat peluncuran, CEO Amal, Hazman Hilmi Sallahudin, mengatakan layanan carter atau sewa khusus untuk haji dan umroh, diperkirakan akan menyumbang 10 hingga 15 persen dari pendapatan grup maskapai selama dua tahun ke depan, naik dari 5 persen pada saat itu.

Air Asia mengangkut 51.559.070 penumpang pada 2019, naik 16 persen dari 44.437.381 pada 2018. Sebagai sebuah Grup, perusahaan itu merugi 283 juta ringgit tahun lalu dan kerugian lain, sebesar 953 juta ringgit pada kuartal pertama tahun ini.

Maskapai ini mengaitkan kerugian kuartal pertamanya dengan wabah Covid-19, yang menyebabkan penurunan permintaan untuk perjalanan udara. 

 

Sumber: https://www.salaamgateway.com/story/malaysias-air-asia-mulling-hajj-and-umrah-other-muslim-friendly-travel-services

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement