Rabu 05 Aug 2020 21:02 WIB

Asbihu NU Berharap Saudi Segera Buka Kembali Pintu Umroh

Asbihu NU Berharap Saudi Segera Buka Kembali Pintu Umroh

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Asbihu NU Berharap Saudi Segera Buka Kembali Pintu Umroh. Foto: Seorang jamaah haji berdoa di atas bukit berbatu yang dikenal sebagai Gunung Belaskasih di Dataran Arafat, saat ia mengenakan topeng untuk melindungi dirinya dari virus corona selama ziarah haji tahunan di dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Kamis, 30 Juli , 2020. Haji tahun ini diturunkan secara dramatis dari 2,5 juta jamaah menjadi sedikitnya 1.000 karena pandemi coronavirus.
Foto: AP/STR
Asbihu NU Berharap Saudi Segera Buka Kembali Pintu Umroh. Foto: Seorang jamaah haji berdoa di atas bukit berbatu yang dikenal sebagai Gunung Belaskasih di Dataran Arafat, saat ia mengenakan topeng untuk melindungi dirinya dari virus corona selama ziarah haji tahunan di dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Kamis, 30 Juli , 2020. Haji tahun ini diturunkan secara dramatis dari 2,5 juta jamaah menjadi sedikitnya 1.000 karena pandemi coronavirus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (Asbihu NU), KH Hafidz Taftazani berharap pintu umroh bisa segera dibuka oleh Pemerintah Arab Saudi. Karena, Saudi bisa dibilang telah sukses menyelenggaran ibadah haji tahun di tengah pandemi Covid-19.

“Yang jelas semuanya mengharapkan umrah segera dibuka kembali. Tapi, protokol kesehatan harus tetap dijaga,” ujar Kiai Hafidz saat dihubungi Republika, Rabu (5/7).

Baca Juga

Direktur Utama PT Haramain Jaya Wisata Tour and Travel ini mengatakan, pandemi Covid-19 selam ini telah berdampak pada berbagai sisi dalam pelaksanaan ibadah umrah. Tidak haya dari sisi ibadah, menurut dia, Covid-19 juga telah membuat travel umrah mengalami tekanan ekonomi.

Selain itu, menurut dia, calon jamaah umrah yang sebelumnya gagal berangkat karena adanya Covid-19 juga banyak yang kecewa. Karena itu, menurut dia, pintu umrah sangat diharapkan untuk segera dibuka agar bisa mengobati kekecewaan calon jamaah umrah.

“Setelah berangkat ini kan semuanya kan akan menjadi normal, indutstri umrah itu kan yang paling terukur,” ucapnya.

Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) di Arab Saudi tentu akan juga berimplikasi pada kenaikan biaya haji perjalanan haji dan umrah. Namun, menurut Kiai Hafidz, calon jamaah umrah di Indonesia tidak akan terlalu mempermalasalahkan kenaikan biaya umrah, termasuk yang sudah disetor.

“Sepertinya masyarakat Indonesia tidak membicarakan masalah kenaikaan seperti itu, apalagi yang kemarin yang sudah mau berangkat gagal berangkat. Kalau pun ada penambahan biaya saya kira mereka tidak ada masalah,tapi semunya masih samar-samar tentang semua itu,” kata Kiai Hafidz.

Sebelumnya, Wakil Menteri Haji dan Umrah untuk Urusan Haji Arab Saudi, Dr Hussein al-Sharif menyebut bahwa kementerian akan segera memulai persiapan terkait dengan musim umrah mendatang. Persiapan itu, menurut Hussein al-Sharif, akan dimulai dengan proses evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan haji dalam waktu dua pekan mendatang.

"Kementerian akan mulai mengambil pelajaran dan evaluasi dari musim haji yang telah selesai, yang mana dapat disaksikan betapa tingginya kualitas kontrol kesehatan dan prosedur di tengah situasi pandemi Covid-19," tulis keterangan resmi al-Sharif yang dilansir dari Saudi Gazette pada Selasa (4/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement