Kamis 06 Aug 2020 14:51 WIB

Masjid Babri dan Manuver Politik Perdana Menteri India

Raja Muslim Mughal Babur yang menginstruksikan pembangunan Masjid Babri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Masjid Babri dan Manuver Politik Perdana Menteri India. Penghancuran masjid Babri 19 tahun lalu
Foto: .
Masjid Babri dan Manuver Politik Perdana Menteri India. Penghancuran masjid Babri 19 tahun lalu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peletakan batu pertama pembangunan Pura Hindu Ram di Ayodhya menjadi babak baru rasa lama konflik agama di India. Penganut Hindu mengklaim Masjid Babri berdiri di atas tempat kelahiran Dewa Ram. Penganut Muslim yakin lokasi itu Masjid bersejarah yang berdiri pada abad ke-16 lalu dihancurkan pada kerusuhan 1992.

Perdana Menteri India Narendra Modi nampaknya memilih memancing di air keruh dengan ikut serta meletakan batu pembangunan Pura pada Rabu (5/8). Modi hadir lengkap dengan pakaian kebesaran umat Hindu dilengkapi masker karena pandemi covid-19. Selain Modi, upacara itu dihadiri banyak anggota partai nasionalis Hindu haratiya Janata (BJP). Dalam sambutannya, Modi mengklaim Pura ini akan menyimbolkan determinasi dan resolusi bagi jutaan warga India.

"Bagi siapa saja yang mengabdikan diri untuk hal ini, inilah hari penting dimana India mendapat kemerdekaan," tegas Modi dilansir dari TIMES pada Kamis (6/8).

Pembangunan Pura di lokasi Masjid Babri ternyata telah mendapat izin resmi. Pengadilan Tinggi India pada November 2019 sudah memutuskan izin pembangunan Pura. Dengan demikian, pertarungan perebutan lahan secara legal resmi dimenangkan nasionalis Hindu.

Modi dan BJP memang menjadikan Pura Ram sebagai komoditas politik. Modi pernah mengutarakan janji kampanye untuk mengalihfungsikan Masjid Babri menjadi Pura Ram. Taktik ini terbukti ampuh mendongkrak BJP ke tampuk kekuasaan. Jika ditilik lebih jauh, BJP bahkan sudah menjanjikan pembangunan Pura Ram tahun 80'an.

Alhasil, pembangunan Pura Ram seolah membuktikan keseriusan Modi merealisasikan janji kampanyenya. Tindakan Modi tentu memuaskan dahaga kelompok nasionalis Hindu. Di sisi lain, tindakan ini mau tak mau mengundang reaksi penolakan kelompok Muslim.

"Pesan mereka jelas, inilah hari dimana perlu dirayakan karena BJP memenuhi dua janji utamanya," kata Direktur Pusat Studi Pembangunan Masyarakat, Sanjay Kumar.

Kumar menganggap BJP mengambil kesempatan emas di tengah pandemi Covid-19 untuk makin mengukuhkan posisinya. Saat ini, Kumar memantau tak ada suara dari oposisi yang sanggup meredam BJP. Ini membuat peletakan pertama pembangunan Pura Ram sukses tanpa hambatan berarti.

India terpantau sementara ini sebagai negara ketiga penderita Covid-19 terbanyak dunia dengan 1,9 juta kasus. India hanya tertinggal dari Brazil dan Amerika Serikat dalam hal kasus Covid-19. Di waktu bersamaan, tensi India dan China tegang karena masalah perbatasan. Modi dianggap mestinya mengendalikan Covid-19 bukan bermanuver politik.

"Fakta bahwa tidak ada pemimpin oposisi angkat suara melawan tindakan Modi menunjukkan betapa kuatnya BJP," ujar Kumar.

Dari catatan sejarah, konflik tempat ibadah di Ayodhya sudah terjadi sejak abad ke-15an. Saat itu, Raja Muslim Mughal Babur menginstruksikan pembangunan Masjid di lokasi yang dipercaya penganut Hindu sebagai tempat kelahiran Dewa Ram. Penganut Hindu memendam dendam atas tindakan pemimpin Muslim kala itu.

Konflik antara Muslim dan Hindu di situs itu akhirnya pecah besar-besaran pada 1853. Seiring berjalannya waktu, konflik terus terjadi dalam skala lebih kecil. Kemudian barulah pada 1980, masalah tersebut dibawa lagi menjadi isu nasional oleh BJP. BJP mengkampanyekan perebutan Masjid Babri untuk dijadikan Pura Ram pada 1990.

Konflik berdarah terjadi pada 6 Desember 1992 ketika kelompok nasionalis Hindu berupaya menghancurkan bangunan Masjid. Aksi ini berubah menjadi kerusuhan berskala nasional yang pada akhirnya sukses meratakan Masjid. Dua ribu nyawa melayang akibat konflik sektarian ini.

Kelompok ekstrimis Muslim diduga melakukan aksi pembalasan pada 1993. Diduga pengeboman pusat keuangan di Bombay didalangi kelompok itu. 200 korban tewas setidaknya tercatat pada peristiwa tersebut.

Para ahli sejarah dan akademisi sering mengutip peristiwa penghancuran Masjid Babri pada 1992 sebagai momen penting dalam sejarah modern India. Peristiwa ini menjadi dasar pergerakan politik identitas berbasis agama yang kini mendominasi India.

Modi sendiri sudah dikenal pada 1990 sebagai salah satu penggerak massa untuk pembangunan Pura Ram. Kala itu, Modi hanya seorang anggota junior BJP. "Gerakan sistematis menuju kekuasaan oleh kelompok Sayap Kanan Hindu tak akan berjalan mulus tanpa persiapan untuk pergerakan Ayodhya (penghancuran Masjid Babri)," kata ahli politik Universitas Jawaharlal Nehru, Zoya Hasan.

Hasan memantau kerusuhan 1992 berkontribusi pada perubahan peta politik dan sosial India dari negara demokrasi pluralis menuju kekuasaan mayoritas. Padahal menurut Hasan, para pendiri negara India ingin menggunakan landasan negara sekuler. "Sejak Pilpres yang diikuti Modi pada 2014, kelompok garis keras BJP menekan agenda supremasi Hindu di India ," ujar Hasan.

Atas dasar ini tak salah bahwa ada anggapan India telah berubah di bawah BJP. India tak lagi bisa disebut ramah pada minoritas. India kini dianggap milik kelompok Hindu saja, kelompok yang lain sekedar numpang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement