Jumat 07 Aug 2020 00:00 WIB

Pemkab Badung Sediakan Internet Gratis Bagi Desa Adat

Internet gratis digunakan bagi pelaku UMKM desa adat dan CCTV.

Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. I Nyoman Giri Prasta menyebut internet gratis untuk pengembangan UMKM yang merupakan penerapan smart economy
Foto: Antara
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. I Nyoman Giri Prasta menyebut internet gratis untuk pengembangan UMKM yang merupakan penerapan smart economy

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali, menyediakan fasilitas internet gratis bagi warga Desa Adat Bindu, Abiansemal, untuk memenuhi berbagai kebutuhannya.

"Yang sudah diterapkan oleh Desa Adat Bindu ini di antaranya adalah pemanfaatan akses wifi untuk siswa belajar secara daring sebagai bentuk penerapan smart society dalam pendidikan serta pemanfaatan akses internet gratis untuk pengembangan UMKM yang merupakan penerapan smart economy," ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat meninjau pemanfaatan wifi gratis di kawasan tersebut, Kamis (6/8).

Ia mengatakan, desa adat itu juga memanfaatkan jaringan akses internet gratis untuk keperluan pemantauan keamanan melalui CCTV sebagai implementasi penerapan smart society dalam bidang keamanan dan pengelolaan TPS 3R yang merupakan penerapan smart environment.

Dari berbagai pemanfaatan tersebut, menurutnya, Desa Adat Bindu telah dapat mengoptimalkan jaringan akses internet gratis dari Kabupaten Badung yang dilaksanakan oleh Diskominfo dengan menyasar 52 rumah warga desa adat dengan baik.

"Kami sangat mengapresiasi Desa Adat Bindu ini dengan konsepnya Bindu Experience yang merupakan sebuah contoh nyata penerapan smart city yang sudah berada dalam level impact karena sudah melibatkan seluruh unsur dalam memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada," kata Giri Prasta.

Ia juga mendorong masyarakat untuk dapat memanfaatkan fasilitas internet gratis yang sudah disediakan itu karena berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, satu KK di Badung dalam sebulan bisa menghabiskan biaya sekitar Rp400 ribu hanya untuk membeli kuota internet.

"Jumlah itu kalau dikalikan dengan jumlah KK yang ada, berarti dalam setahun masyarakat kami mengeluarkan biaya sekitar Rp400 miliar untuk bisa mengakses internet. Sedangkan pemerintah daerah hanya mengeluarkan Rp23 miliar setahun untuk penyediaan akses free wi-fi yang tersedia seluruh wilayah Badung dan itu juga sudah menggunakan jaringan fiber optik di atas 17 core," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Badung IGN Jaya Saputra menjelaskan konsep eksekusi pemerataan akses internet di Desa Adat Bindu menerapkan sistem subsidi silang, yaitu jauh dekat dengan biaya instalasi yang sama sehingga warga yang titik pemasangannya jauh tidak terlalu diberatkan dengan biaya penarikan kabel yang tinggi.

"Selain itu, dengan adanya kerja sama dengan pihak lembaga perkreditan desa (LPD) setempat, juga sangat membantu warga yang kurang mampu dalam hal pembiayaan," katanya.

Ia menjelaskan sejauh ini dengan program itu, masyarakatnya terlihat aktif dalam mendedikasikan ilmu yang dimiliki untuk membangun desa adatnya seperti warga yang memiliki kemampuan teknologi informasi akan berkontribusi dalam penyebaran akses internet, yang memiliki ilmu dalam pengelolaan sampah memberikan kontribusi dalam pengelolaan sampah organik.

"Inilah salah satu penerapan smart city yang baik dan patut dijadikan contoh oleh desa-desa lainnya," ujar Jaya Saputra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement