Jumat 07 Aug 2020 16:46 WIB

Tak Hanya Haji, Umroh pun Bisa Mengantre

Pembatasan jumlah jamaah umroh saat pandemi covid-19 membuat antrean makin panjang.

Wartawan Republika, Muhammad Hafil
Foto: Republika TV
Wartawan Republika, Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Hafil*

Kabar baik datang dari Arab Saudi untuk umat Islam di Indonesia. Di mana, kerajaan akan membuka opsi umroh di masa pandemi covid-19. Ini dilakukan sebagai bagian dari evaluasi pelaksanaan haji terbatas pada tahun ini.

Dan, syukur alhamdulillah, pelaksanaan haji tahun ini tidak memunculkan kasus covid-19 yang datang dari para jamaah haji. Artinya, dengan pelaksanaan yang mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi, ibadah haji bisa dilakukan dan berdampak pada wacana dibukanya kembali umroh di masa pandemi.

Sementara kita ketahui, masa pandemi covid-19 ini belum diketahui kapan berakhirnya. Vaksin covid-19 pun belum benar-benar dinyatakan kuat sebagai pencegah wabah penyakit itu kepada manusia.

Maka, besar kemungkinan jika Arab Saudi membuka pintu umroh untuk umat Islam di seluruh dunia di masa pandemi, akan ada konsekwensi yang berlaku. Yaitu, umroh di masa new normal yang menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat.

Di antara konsekwensi itu adalah; pertama, umat Islam yang bisa masuk ke Arab Saudi dan melaksanakan umroh akan sangat terbatas. Sehingga, umroh pun kemungkinan besar akan memunculkan antren, sama seperti halnya haji.

Setiap tahun (sebelum masa pandemi covid-19), rata-rata jumlah jamaah umroh yang masuk ke Arab Saudi bisa mencapai 7 juta orang. Dan, berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) selama empat tahun terakhir, Indonesia menyumbangkan rata-rata 800 ribu jamaah per tahunnya. Jumlah pengiriman ini ada di peringkat kedua setelah Pakistan yang menyumbangkan 1,5 jamaah umrohnya per tahun.

Kedua, dengan dibatasinya jamaah umroh yang masuk ke Arab Saudi dan melaksakan protokol kesehatan dan jarak fisik dan sosial, maka biaya umroh pun kemungkinan akan naik. Di antaranya meningkatnya biaya tiket pesawat dan akomodasi. Ini juga lantaran Arab Saudi diperkirakan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 15 persen.

Dengan adanya sejumlah dampak umroh di masa pandemi tersebut, maka ini perlu menjadi pertimbangan untuk umat Islam yang ada di Indonesia. Terutama, yang ingin melaksanakan ibadah umroh.

Meski yang berangkat umroh, insya Allah adalah yang mampu secara finansial, tetapi karena ada penerapan umroh di masa pandemi yang membuat terbatas dan bisa memunculkan antrean, maka sebaiknya, orang yang sudah berkali-kali umroh, untuk menangguhkan sementara rencana umrohnya di masa pandemi. Ini untuk memberi kesempatan kepada umat Islam Indonesia yang belum pernah melaksanakan umroh.

Apalagi, yang juga belum pernah melaksanakan haji. Ibaratnya, sudahlah haji mengantre, umroh pun juga antre.

Maka, sebaiknya umat Islam yang sudah berumroh dan haji berkali-kali, alangkah baiknya memberi kesempatan untuk saudara-saudara kita yang belum pernah menginjakkan kakinya di Tanah Suci dan melihat langsung Baitullah.

Kita semua berharap, masa pandemi covid-19 ini benar-benar lekas berakhir. Dan, vaksin covid-19 sudah ditemukan dan dinyatakan bisa untuk mencegah covid-19. Tak lain tujuannya agar kehidupan dunia kembali normal dan proses ibadah kita ke Tanah Suci kembali lancar.

*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement