Jumat 07 Aug 2020 23:59 WIB

BI Berharap Keuangan Syariah Tingkatkan Ekonomi Sulut

Peningkatan ekonomi bisa dilakukan lewat Fesyar Kawasan Timur Indonesia 2020

Bank Indonesia (BI) menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar). Bank Indonesia (BI) mendorong keuangan syariah mampu meningkatkan perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Bank Indonesia (BI) menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar). Bank Indonesia (BI) mendorong keuangan syariah mampu meningkatkan perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bank Indonesia (BI) mendorong keuangan syariah mampu meningkatkan perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Hal ini dilakukan melalui rangkaian Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Kawasan Timur Indonesia 2020 yang juga merupakan salah satu rangkaian Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF) di tahun 2020 di Sulut," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat, di Manado, Jumat (7/8).

Dia mengatakan sejak tahun 2014, BI telah menginisiasi perhelatan ekonomi syariah terbesar di Indonesia yang berskala internasional, yakni ISEFyang pada tahun tersebut diselenggarakan di Surabaya. Sejak itu, katanya, BI secara reguler menggelar perhelatan akbar ini setiap tahun dengan kualitas dan intensitas yang kian berkembang.

Gelaran ISEF merupakan wujud semangat Bank Indonesia dalam mendukung upaya pemerintah mengurangi kemiskinan melalui redistribusi pendapatan di seluruh Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, katanya, industri ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia telah berkembang menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indonesia dipandang oleh negara lain sebagai “raksasa tidur” dengan potensi dan peluang untuk menjadi pemeran utama dalam ekonomi global, terutama dalam bidang ekonomi dan keuangan digital.

Berbekal semangat tersebut, katanya, BI terus mendorong penguatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dengan berkontribusi nyata dalam perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Ia mengatakan salah satunya melalui pengembangan cetak biru strategi ekonomi dan keuangan syariah yang dirumuskan dalam 3 pilar strategis utama, yaitu pemberdayaan dan penguatan ekonomi syariah melalui pengembangan rantai nilai halal, pendalaman pasar keuangan syariah untuk mendukung pembiayaan syariah dan memperkuat penelitian dan pendidikan ekonomi dan keuangan syariah untuk meningkatkan literasi publik mengenai ekonomi dan keuangan syariah.

"Tiga pilar ini lah yang mendasari digelarnya perhelatan skala internasional oleh BI, yakni ISEF," jelasnya.

Sebagai festival ekonomi syariah terbesar di Indonesia, setiap tahunnya ISEF menggelar puluhan kegiatan berskala nasional dan internasional yang diikuti oleh puluhan negara sahabat baik sebagai peserta maupunpartisipan, termasuk menghelat multi-konferensi ekonomi syariah internasional dengan berbagai negara.

Namun di tahun ini, katanya, secara umum pagelaran ISEF akan dilaksanakan secara virtual dengan mempertimbangkan situasi pandemi COVID-19 yang sedang melandaseluruh negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Bekerjasama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), ISEF di tahun 2020 mengusung tema: “Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth Through Promoting HalalIndustries for Global Prosperity” (“Pemberdayaan Bersama dalam Mengakselerasi Pertumbuhan).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement