Selasa 11 Aug 2020 01:50 WIB

Waspada Transmisi Covid-19 Saat Perayaan Kemerdekaan RI

HUT ke-75 RI tahun ini dinilai akan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya.

Warga melintas di dekat mural bergambar kepalan tangan dan kibaran bendera di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (6/8). Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintas di dekat mural bergambar kepalan tangan dan kibaran bendera di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (6/8). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengingatkan masyarakat agar mewaspadai transmisi Covid-19 ketika momen perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

"Perayaan HUT Kemerdekaan identik dengan lomba-lomba dan terjadinya kerumunan orang, sehingga sangat rawan penularan Covid-19 jika tak dipatuhi protokol kesehatan," ucapnya di Banjarmasin, Senin (10/8).

Dikatakan Syamsul, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-75 Republik Indonesia tahun ini akan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini karena Indonesia tengah berjuang melawan pandemi virus corona yang juga melanda seluruh dunia.

"Pemerintah melalui Mensesneg menyampaikan bahwa untuk menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-75 diharapkan tetap meriah, masyarakat dipersilakan menggelar lomba seperti biasa. Hanya saja, semua kegiatan perlombaan tersebut tetap sesuai dengan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19," tuturnya.

Namun Syamsul menyatakan, hal-hal yang kadang lupa diperhatikan saat perlombaan adalah menggunakan mikrofon sering masker dibuka, memaksakan berpartisipasi meskipun badan sedang kurang fit, saling menggunakan peralatan lomba secara bergantian, tidak membawa masker cadangan hingga bersalaman.

Oleh karena penerapan protokol kesehatan terkadang lupa atau tidak dapat dijalankan dengan baik, maka pembatasan jumlah orang dalam pelaksanaan upacara bendera atau lomba-lomba yang diadakan adalah hal yang mutlak menjadi perhatian.

"Hal ini karena kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa akan menyebabkan tingkat transmisi Covid-19 menjadi tinggi," jelas Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Disamping pembatasan tersebut, tambah dia, juga diharapkan masyarakat lebih kreatif mencari ide dan membuat lomba dengan mempertimbangkan berbagai protokol kesehatan.

Perlombaan bisa didesain dilakukan secara virtual. Jika tetap dilaksanakan secara non virtual maka konsep yang wajib diperhatikan adalah lomba yang diadakan menghindari penggunaan daerah wajah (mata, hidung, mulut) dan kontak fisik.

Syamsul menyarankan, materi lomba seyogyanya menjadi media promosi pencegahan Covid-19, seperti lomba teka-teki silang tentang Covid-19, lomba cuci tangan pakai sabun yang benar, lomba membuat masker dengan motif kearifan lokal, lomba memakai masker yang benar, lomba melepas masker yang benar. Bahkan lomba desa tangguh Covid-19 antar kecamatan dan seterusnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement