Selasa 11 Aug 2020 07:10 WIB

Israel Tutup Akses Gaza Usai Diserang Balon Peledak

Penduduk Gaza makin menderita karena blokade Israel.

Rep: umar mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Israel Tutup Akses Gaza Usai Diserang Balon Peledak. Api dan asap tampak dari gedung yang dihantam serangan udara militer Israel di selatan Jalur Gaza. Ilustrasi
Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Israel Tutup Akses Gaza Usai Diserang Balon Peledak. Api dan asap tampak dari gedung yang dihantam serangan udara militer Israel di selatan Jalur Gaza. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel mulai Selasa (11/8) pagi menutup akses penyeberangan komersial Kerem Shalom yang menjadi perbatasan Gaza. Hal ini dilakukan setelah militer Israel menerima serangan berupa balon peledak dari Gaza selama beberapa hari terakhir.

Penutupan akan berlangsung sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah tersebut (COGAT), menyampaikan keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan keamanan terhadap warga Israel.

Baca Juga

"Dan mengingat serangan berulang yang dilakukan dari Jalur Gaza terhadap warga Israel merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Israel," demikian pernyataan COGAT, dilansir di Times of Israel, Selasa (11/8).

Meski demikian, COGAT mengizinkan hanya bahan bakar, makanan dan barang-barang kemanusiaan yang akan terus diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Israel mengklaim menerima puluhan serangan kebakaran di dan sekitar komunitas Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza ketika serangan balon peledak terus meningkat.

Penduduk Gaza, yang sudah menderita secara ekonomi karena blokade yang diberlakukan di Jalur oleh Israel dan Mesir, kini kian dilanda krisis akibat pandemi virus corona. Pengangguran sekarang lebih dari 60 persen. Sebanyak 35,5 persen dari warga Gaza yang bekerja di sektor publik, telah mengalami pengurangan dan penundaan upah karena krisis fiskal Otoritas Palestina.

Juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanua mengutuk pembatasan baru itu. "Ini adalah hak rakyat kami menjalani kehidupan yang berharga dan bermartabat di tanah kami, dan berjuang untuk meningkatkan pengepungan tidak adil yang telah diberlakukan selama 14 tahun," kata al-Qanua.

Sementara pemerintah Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua kekerasan dari Jalur Gaza. Bahkan kelompok hak asasi manusia menyebut langkah Israel menutup penyeberangan perbatasan dengan Gaza sebagai bentuk hukuman kolektif.

Kerem Shalom adalah satu-satunya penyeberangan komersial antara Israel dan Jalur Gaza. Dua penyeberangan lainnya, Sufa dan Nahal Oz, keduanya ditutup oleh Israel setelah Hamas mengambil alih Jalur Gaza pada 2007.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement