Selasa 11 Aug 2020 14:43 WIB

Duterte: Saya Percaya Vaksin Rusia

Duterte mengaku siap menjadi 'kelinci percobaan' vaksin Covid-19 Rusia.

Presiden Rodrigo Duterte.
Foto: Ace Morandante/Fotografer Istana Malacanang v
Presiden Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte memuji upaya Rusia untuk mengembangkan vaksin virus Corona dan mengaku bersedia berpartisipasi dalam uji coba vaksin tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan Duterte saat dia menyambut tawaran pasokan vaksin dari Moskow yang dia perkirakan akan gratis.

Rusia mengharapkan persetujuan peraturan untuk vaksin potensial Covid-19 pada bulan ini dan siap menyediakannya untuk Filipina, atau bekerja sama dengan perusahaan lokal di negara Asia Tenggara itu untuk memproduksinya secara massal.

Baca Juga

Filipina adalah salah satu negara di Asia dengan jumlah tertinggi infeksi virus Corona yang hingga Senin (10/8) tercatat mencapai 136.638 kasus setelah rekor lonjakan harian sebanyak 6.958 kasus. "Saya akan memberi tahu Presiden (Vladimir) Putin bahwa saya memiliki kepercayaan besar pada penelitian Rusia dalam memerangi Covid-19 dan saya percaya bahwa vaksin yang dihasilkan sangat baik untuk kemanusiaan," kata Duterte pada siaran televisi Senin malam.

Perlombaan global yang hingar-bingar untuk mengembangkan vaksin Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kecepatan dan gengsi nasional untuk menciptakan vaksin dapat membahayakan keselamatan.

Untuk menghilangkan ketakutan publik, Duterte menawarkan diri menjadi kelinci percobaan saat nanti vaksin Covid-19 dari Rusia itu tiba di Filipina. Ia mengatakan, "Saya bisa menjadi orang pertama yang dipakai untuk uji coba."

Kantor Kepresidenan Filipina pada Selasa mengatakan Filipina siap bekerja sama dengan Rusia dalam uji coba, pasokan dan produksi vaksin Corona. Pada Juli, Duterte mengajukan permohonan kepada mitranya dari China untuk menjadikan Filipina sebagai prioritas jika negara itu mengembangkan vaksin Covid-19. Permintaan itu ia sampaikan di tengah kekhawatiran tentang ketersediaan vaksin di negara-negara berkembang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement