Rabu 12 Aug 2020 12:27 WIB

Enam Amalan Lahiriah Tawaf Menurut Imam Ghazali

Multajam merupakan tempat mustajab untuk doa.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Enam Amalan Lahiriah Tawaf Menurut Imam Ghazali. Foto: Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Media Saudi menunjukkan para jamaah haji berdoa selama Tawaf Al-Ifadah selama ritual simbolis
Foto: EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA HANDOUT
Enam Amalan Lahiriah Tawaf Menurut Imam Ghazali. Foto: Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Media Saudi menunjukkan para jamaah haji berdoa selama Tawaf Al-Ifadah selama ritual simbolis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tawaf merupakan salah satu rukun dalam ibadah haji atau umroh. Imam Al Ghazali dalam Ikhtisar Ihya Ulumiddin menyampaikan ada enam  amalan lahiriyah selama tawaf yang harus dikerjakan. 

"Apabila hendak melakukan tawaf apapun saja, harus memenuhi enam hal," katanya.

Pertama, memenuhi semua persyaratan sholat di dalam tawaf karena tawaf sama halnya dengan sholat hanya bedanya, seseorang diperbolehkan berbicara ketika tawaf. Hendaklah melakukan 'idhthiba' pada permulaan tawaf, yaitu meletakkan bagian tengah sarung di bawah ketiak kanan dan menggabungkan kedua ujungnya di atas bahu kiri. "Berhentilah membaca talbiyah ketika memulai tawaf dan ganti memperbanyak doa-doa yang yang telah disyariatkan," katanya.

Kedua, setelah selesai 'idhthiba' hendaklah memposisikan Baitullah di sebelah kiri dan berdiri di dekat Hajar Aswad, kemudian bergeser sedikit agar Hajar Aswad tepat di depannya lalu membuat jarak sekitar tiga langkah antara dirinya dan Baitullah supaya berada dekat dengannya. Inilah kata Al-Ghazali yang lebih utama untuk dilakukan dan supaya tidak melakukan tawaf di atas Syadzarwan bersambung dengan lantan dan tidak terlihat jelas. "Syadzarwan adalah dinding yang mengelilingi Ka'bah dan berada di atas fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim," katanya.

Ketiga, sebelum melewati Hajar Aswad, bahkan sejak awal tawaf, hendaknya membaca. "Dengan menyebut nama Allah, dengan Allah dan Allah Maha Besar. Ya Allah aku sungguh beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan mengikuti sunnah nabi Muhammad yang semoga shalawat dan salam tercurah padanya."

Barulah kemudian melakukan tawaf. Mulai dari sejak pertama melewati Hajar Aswad sampai berakhir di pintu Baitullah, hendaknya membaca. "Ya Allah rumah ini adalah rumahmu."

Keempat lari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan tenang pada empat putaran terakhir. Menyentuh dan mencium Hajar Aswad dan rukun yamani disunnahkan pada setiap putaran. 

Kelima, setelah sempurna tawaf tujuh kali putaran, hendaknya langsung bergeser menuju Multazam yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Multajam merupakan tempat mustajab untuk doa.

Hendaknya bergelayut pada tirai Ka'bah menempelkan pipi kanan di atasnya lalu membentangkan kedua lengan dan kedua telapak tangan di atasnya sambil membaca. "Ya Allah Tuhan pemilik Rumah Kemerdekaan, bebaskanlah leherku dari api neraka, lindungilah aku dari setan yang terkutuk dan lindungilah aku dari setiap keburukan, jadikanlah aku merasa cukup dengan apa pun yang telah engkau anugerahkan kepadaku, dan berilah aku keberkahan dalam segala yang telah engkau berikan padaku. Ya Allah sesungguhnya rumah ini adalah rumah-Mu, hamba ini adalah hamba-Mu dan inilah tempat bagi orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka. Ya Allah jadikanlah aku termasuk yang paling mulia diantara utusan-utusan yang datang kepadamu."

"Kemudian hendaknya banyak memuji Allah bershalawat untuk Nabi Muhammad dan semua Rasul," kata Imam Al-Ghazali.

Keenam, sesungguhnya setelah semua selesai hendaknya sholat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas. Itulah dua rakaat shalat tawaf ketika imam Az-Zuhri mengatakan, "dalam sunnah berlaku sholat dua rakaat bagi setiap tuju kali putaran tawaf."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement