Rabu 12 Aug 2020 14:26 WIB

Pendukung Teori Konspirasi Maju Pemilihan Kongres AS

Pendukung teori konspirasi QAnon, Taylor Greene, maju dalam pemilihan kongres AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Gedung Kongres Amerika Serikat di Washington. Pendukung teori konspirasi QAnon, Taylor Greene, maju dalam pemilihan kongres AS.
Foto: AP/Susan Walsh
Gedung Kongres Amerika Serikat di Washington. Pendukung teori konspirasi QAnon, Taylor Greene, maju dalam pemilihan kongres AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pendukung teori konspirasi QAnon, Marjorie Taylor Greene, memenangkan kursi untuk mewakili Partai Republik dalam pemilihan Kongres Amerika Serikat (AS). Surat kabar the New York Times melaporkan pengusaha itu akan mewakili negara bagian Georgia.

Hasil pemilihan Partai Republik yang diumumkan Rabu (12/8) menyatakan Greene berhasil mengalahkan seorang dokter bedah bernama John Cowan. Pemenang primary Partai Republik ini tampaknya akan terpilih sebagai anggota Kongres pada November mendatang karena distrik yang mereka wakili didominasi masyarakat pendukung Partai Republik.

Baca Juga

CNN Internasional melaporkan pada primary Juni lalu Greene meraih 40 persen suara sementara Cowan hanya 21 persen suara. Pemilihan ulang dilakukan karena tidak ada kandidat yang meraih 50 persen suara.

Pemilihan di Distrik Kongresional ke-14 Georgia itu menarik perhatian karena Greene mendukung teori konspirasi QAnon yang mengklaim Presiden AS Donald Trump diam-diam sedang melawan para pedofil pemuja setan yang masuk ke dalam semua lini pemerintahan AS, termasuk institusi-institusi tertinggi Negeri Paman Sam.

Greene berulang kali mengungkapkan dukungannya terhadap teori konspirasi QAnon. Dalam sebuah video yang diambil 2017 lalu, Greene memuji subjek penyebar teori konspirasi yang hanya dikenal sebagai 'Q' sebagai seorang 'patriot'.

"Dia seseorang yang sangat mencintai negaranya dan memiliki pemahaman yang sama dengan kami dan dia sangat pro Trump," kata Greene dalam video tersebut.

Greene juga sempat mendapat hujan kritikan karena komentar-komentarnya di masa lalu. Termasuk 'invasi Islam ke kantor-kantor pemerintahan AS'. Ia juga menyebut pendonor gerakan pro-demokrasi terbesar di dunia, pengusaha Amerika keturunan Yahudi George Soros sebagai 'Nazi'.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement