Jumat 14 Aug 2020 05:47 WIB

Kopi, dari Islam untuk Dunia (2-Habis)

Ibnu Sina memanfaatkan kopi dalam bidang medis.

Kopi, dari Islam untuk Dunia (2-Habis). Foto: (Foto: ilustrasi kopi)
Foto: Pixabay
Kopi, dari Islam untuk Dunia (2-Habis). Foto: (Foto: ilustrasi kopi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kopi yang menyebar ke seluruh dunia Islam kemudian masuk ke Eropa melalui Italia pada 1570 Masehi. Ini terjadi melalui perdagangan aktif antara Venesia dan sejumlah wilayah Islam, seperti Afrika Utara, Mesir, dan Timur Tengah. Semula, kopi hanya dinikmati para elite, tetapi selanjutnya banyak gerai kopi berdiri.

Gerai kopi pertama di Venesia dibuka pada tahun 1645. Lalu, pada tahun 1763, Venesia memiliki gerai kopi tidak kurang dari 218. Akhirnya, kopi menjadi barang dagangan antara Venesia dan Amalfi, Turin, Genoa, Milan, Florence, dan Roma yang dikirim ke seluruh Eropa.

Baca Juga

Seperti banyak barang yang diimpor dari dunia Islam, kopi pada mulanya ditolak oleh institusi keagamaan. Paus Clement VIII (1536-1605) didesak untuk melarang konsumsi kopi. Namun, setelah mencicipi kopi, dia merasa terkesan bahkan memberkati minuman kopi. Inggris mulai mengenal kopi pada abad ke-17.

Mereka membawanya dari Yaman dan Aleppo, Suriah. Menurut seorang ilmuwan, JH Burn, dalam tulisannya, A Descriptive Catalogue of the London Traders, Tavern, and Coffee-house Token, mengatakan bahwa seorang mahasiswa Oxford bernama Nathaniel Conopius adalah orang pertama yang membuat minuman kopi untuk dikonsumsi sendiri.

Ia menyatakan, ketertarikan Barat dengan gaya hidup yang makmur di Turki membuat kedai-kedai kopi yang bermunculan di Inggris antara abad ke-17 dan ke-18 itu. Papan namanya dihiasai gambar atau potret para penguasa Islam. Saat itu, ada kekaguman atas para penguasa Islam yang mampu memajukan peradaban.

Menurut Burn, ada kedai yang berhias gambar kepala Sultan Sulayman yang ada di Aldersgate Street, London, 1666 Masehi dan Sultan Murad yang ada di wilayah Barbican, London setelah 1666 Masehi. Kopi secara resmi masuk ke Prancis melalui sebuah kunjungan diplomatik.

Pada 1669 Masehi, Sulaiman Agha, yang merupakan duta besar dari penguasa Turki Sultan Muhammad IV, bersama rombongan bertandang ke Paris dengan membawa sejumlah besar biji kopi. Rombongan yang dipimpinan Sulaiman Agha ini mengenalkan minuman kopi dan mengokohkan kebiasaan minum kopi selama tinggal di Paris.

Dua tahun kemudian, seorang berkebangsaan Armenia yang bernama Pafeal mendirikan rumah kopi pertama di Paris meski kurang begitu laku. Akhirnya, beberapa pedagang Prancis membuka rumah kopi yang luas dan elegan, dihiasi dengan karya-karya indah dan harum, permadani, gelas, serta dekorasi yang indah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement