Selasa 18 Aug 2020 23:45 WIB

Komunitas Sejarah di Palu Pamerkan Foto Bersejarah

Foto-foto tempo dulu yang dipamerkan mulai dari tahun 1820 hingga 1965

Bendera Merah Putih.
Foto: AMPELSA/ANTARA
Bendera Merah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Sejarah Budaya Central Sulawesi di Kota Palu, Sulawesi Tengah memamerkan sekitar 360 foto arsip sejarah di masa kolonial Belanda.

"Kami sekedar merefleksi sejarah lewat arsip foto. Sebagai negara besar tentunya kita menghargai sejarah bangsa ini," kata Ketua panitia penyelenggara pameran foto lawas Nasrun Patilima, di Palu, Selasa (18/8).

Baca Juga

Dia menjelaskan, foto-foto tempo dulu yang dipamerkan mulai dari tahun 1820 hingga 1965 yang menggambarkan aktivitas sosial masyarakat Sulteng dan sejumlah daerah di Pulau Sulawesi kala itu.

Bahkan, ada pula arsip foto Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno saat menginjakkan kakinya pertama kali di Bandara Tanah Masovu atau saat ini bernama Bandara Mutiara Sis-Aljufri Palu pada tahun 1965.

"Arsip-arsip ini kami peroleh dari museum digital Belanda. Lewat pameran ini juga sebagai edukasi bagi masyarakat," ucap Nasrun.

Pameran itu bertempat di Gedung Juang Palu berlangsung selama tiga hari sejak 16-18 Agustus 2020 dibuka untuk masyarakat umum, mengusung konsep historis daerah dari masa penjajahan hingga negara ini merdeka.

"Sebetulnya kami memiliki banyak koleksi arsip sejarah, utamanya foto. Karena kondisi lokasi yang terbatas, maka kami hanya memamerkan sebagian," ujarnya.

Dia menambahkan, selain memamerkan foto, komunitas itu juga memamerkan sejumlah barang antik dan pusaka berumur ratusan tahun peninggalan masa kerajaan tempo dulu, diantaranya 'guma' atau parang, pisau, keris dan tombak sebagai senjata yang kala itu digunakan untuk berperang.

Termasuk 'sambulu' atau penganan yang disajikan saat pertemuan pembesar-pembesar kerajaan maupun masyarakat umum.

Dari gelaran pameran itu, katanya, banyak saran dan masukkan pengunjung, seperti waktu penyelenggaraan yang singkat, kemudian penataan foto yang perlu diurutkan.

"Alhamdulillah kegiatan ini juga mendapat dukungan dan apresiasi pemerintah Kota Palu, bahkan kami diminta untuk membuat kegiatan skala besar," demikian Nasrun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement