Selasa 18 Aug 2020 23:47 WIB

Yang Terjadi dengan Negara Arab Pascalemahnya Ottoman 

Lemahnya Ottoman pada abad ke-20 berpengaruh pada negara Arab.

Lemahnya Ottoman pada abad ke-20 berpengaruh pada negara Arab. Ilustrasi Ottoman
Foto: google.com
Lemahnya Ottoman pada abad ke-20 berpengaruh pada negara Arab. Ilustrasi Ottoman

REPUBLIKA.CO.ID, Abad ke-20, dunia Islam mengalami perubahan signifikan, terutama pascamelamahnya Kesultanan Ottoman, satu per satu negara Arab terpecah dan berada di pangkuan penjajah. Kesultanan Ottoman pada 1918 dikalahkan oleh Inggris dan Prancis.

Bernard Lewis dalam bukunya yang berjudul Krisis Islam menjelaskan, Konstantinopel yang merupakan ibu kota kesultanan diduduki, penguasanya dipenjarakan, dan sebagian besar wilayahnya dibagi-bagi oleh kerajaan Inggris dan Prancis yang menjadi pemenang dari perang tersebut.

Baca Juga

Provinsi-provinsi bekas Kesultanan Ottoman yang berbahasa Arab di wilayah Fertile Crescent (bulan sabit subur) dibagi menjadi tiga wilayah baru dengan nama dan perbatasan yang baru. Dua di antaranya adalah Irak dan Palestina yang berada di bawah mandat Inggris dan wilayah  yang ketiga bernama Suriah diserahkan kepada Prancis.

Kemudian, Prancis membagi mandat mereka menjadi dua; satu wilayah bernama Libanon dan sisanya tetap menggunakan nama Suriah. Inggris juga melakukan hal yang sama di Palestina dengan membuat pembagian antara dua tepian sungai di Yordania. Nama Palestina tetap dipertahankan dan dipakai untuk bagian barat dengan kata lain bagian Cisyordania dari negara tersebut.

Dunia Islam semakin terpecah belah atas sejumlah negara dan dinasti yang kurang stabil, kegiatan cendekia (intelektual) mulai mengalami kemunduran dan akhirnya sebagian besar dunia Islam tunduk kepada berbagai negara yang dikuasai oleh orang yang tidak menganut agama Islam, entah karena dijajah oleh negara Eropa Barat dan Tengah atau akibat dicaplok oleh kekaisaran besar, seperti Rusia dan Cina.

Sebagian umat Islam di Eropa diusir atau dimusnahkan seperti halnya di semenanjung Liberia dan sebagian lagi dijadikan minoritas di negara lain. Seperti yang terjadi di Eropa Tenggara. Akhirnya, wilayah kekuasaan Kesultanan Ottoman di Eropa Tenggara semakin dibatasi.

Pada awal abad ke-20 negara-negara Eropa Barat menuntaskan pembagian Benua Afrika sampai habis. Prancis memperluas kekuasannya di seluruh daerah Sahara dan pada 1912 mendapatkan sebagian besar kesultanan Maroko sebagai protektorat, yaitu daerah lindungan. Dan, antara 1911 dan 1913 Italia menduduki Libya.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement