Jumat 21 Aug 2020 14:30 WIB

Pemkot Surabaya Masih Kaji Pembelajaran Tatap Muka

Pemkot Surabaya hingga kini belum memutuskan kapan memulai pembelajaran tatap muka.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) memanfaatkan akses wifi gratis di pendopo Kantor Kecamatan Tambaksari Surabaya untuk menjalani belajar daring, Kamis (6/8
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) memanfaatkan akses wifi gratis di pendopo Kantor Kecamatan Tambaksari Surabaya untuk menjalani belajar daring, Kamis (6/8

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo memastikan, sebelum memulai pembelajaran tatap muka sekolah jenjang SD dan SMP, pihaknya akan terlebih dahulu memastikan kondisi kesehatan elemen terkait. Baik itu kondisi kesehatan guru, siswa, maupun elemen lain yang ada di sekolah.

Bahkan, untuk memastikan para guru, murid, maupun elemen sekolah lainnya aman dari paparan Covid-19, pihaknya bakal melakukan test swab terlebih dahulu. Supomo memastikan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan kajian-kajian mendalam sebelum rencana pembelajaran tatap muka itu direalisasikan. Artinya belum diputuskan, kapan pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

Baca Juga

"Karena itu kita nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol Covid-19 di sekolah itu harus ada semuanya," kata Supomo di Surabaya, Jumat (21/8).

Supomo mengatakan, jika semua syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, proses pembelajaran tatap muka di sekolah baru bisa dilaksanakan. "Artinya, sekolah ini akan dibuka ketika semuanya yang akan datang di sekolah itu sehat. Sehingga kemudian tidak sampai terjadi penularan," ujarannya.

Supomo memastikan, meski pembelajaran tatap muka belum terlaksana, Pemkot Surabaya telah menyiapkan proses pembelajaran daring sedemikian rupa. Tujuannya agar kualitas pendidikan di Surabaya tetap terjaga, serta karakter anak-anak terbangun. Salah satunya dengan menerapkan berbagai variasi pada proses pembelajaran daring.

"Ini adalah opsi untuk memperkaya supaya anak-anak kita ini tidak jenuh salah satunya. Nah, kalau nanti belajar di sekolah dimulai dan kalau ada anak (murid) yang tidak sehat, maka dia tidak perlu datang ke sekolah, anak itu bisa tetap mengikuti sekolah melalui daring," kata dia.

Menurutnya, hal ini tak hanya berlaku bagi murid, melainkan gurunya pula. Bagi para guru yang memiliki komorbid atau dalam kondisi hamil, maka dia juga tidak perlu datang mengajar ke sekolah. Guru tersebut dapat mengajar melalui daring.

"Jadi sebelum memulai sekolah tatap muka itu persyaratannya begitu ketat. Sehingga semuanya nanti tidak ada yang disalahkan, karena berdasarkan dengan kajian ilmiah,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement