Sabtu 22 Aug 2020 15:08 WIB

Kemenhub Dorong Peran Bandara YIA Tarik Wisatawan ke Yogyakarta

Kemenhub berharap Bandara Internasional Yogyakarta mampu tarik wisatawan.

Rep: Anastasia AS (swa.co.id)/ Red: Anastasia AS (swa.co.id)
.
.

Kementerian Perhubungan mendorong peran Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulonprogo untuk menarik wisatawan ke Yogyakarta, khususnya ke destinasi wisata Candi Borobudur. Strategi ini dilakukan untuk memulihkan ekonomi nasional di tengah wabah pandemi Covid-19.

“Yogyakarta memiliki modal infrastruktur dan kekayaan budaya yang sudah mumpuni sebagai daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara, tinggal bagaimana memikirkan upaya untuk memulihkan kembali geliat ekonomi dan pariwisata di Yogyakarta,” ujar Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI.

Upaya tersebut, menurutnya, bisa berupa strategi marketing yang unik dan orisinil. Sehingga mampu menarik masyarakat untuk berkunjung ke Yogyakarta. Lebih jauh, dia mengatakan, bantuan para akdemisi menjadi sangat diperlukan untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan daya jual Borabudur.

Bandara YIA memiliki fasilitas berstandar internasional. Infrastruktur transportasi ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempromosikan destinasi wisata. “kehadiran Bandara YIA yang menggantikan Bandara Adi Sucipto, bisa dimanfaatkan sebagai etalase keindahan destinasi wisata di Yogyakarta dan sekitarnya, khususnya Borobudur,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi.

Bandara YIA memiliki runway sepanjang 3250 meter yang bisa didarati pesawat terbesar seperti Airbus 380 atau Boeing 747 dan 777. Kondisi ini berpotensi untuk menarik banyak wisatawan mancenegara. Manajemen bandara juga telah menyiapkan galeri di kompleks Bandara YIA sebagai tempat memamerkan hasil karya seniman seperti lukisan, batik, patung, dll. Cara ini dilakukan untuk menaikan daya tawar bandara.

ke depan, Faik mengatakan, pihaknya akan menyiapkan tempat khusus untuk para pangusaha UMKM. Kawasan ini akan menjadi etalase bagi produk-produk UMKM dan akan melengkapi fasilitas lain. Bandara YIA memiliki fasilitas terminal penumpang tiga lantai seluas 219 ribu meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun.

“Pandemi Covid sangat berdampak kepada Angkasa Pura I, untuk itu kami ingin segera bangkit dengan membantu mempromosikan destinasi wisata di Yoyakarta melalui pemanfaatan fasilitas yang ada di Bandara YIA,” kata dia menambahkan.

Untuk mendorong langkah tersebut, sejumlah akademisi dari Universitas UGM akan menggelar seminar yang bertajuk Beyond Tourism: Pelestarian dan Pengembangan Living Culture di Saujana Pusaka Borobudur, Prambanan, Joglo Semar pada bulan September 2020. Seminar ini akan memperkenalkan dan menjabarkan paradigma baru yakni, Infrastruktur 1+1=7. Paradigma ini menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya ditujukan untuk wisatawan saja, tetapi juga masyarakat dengan melestarikan nilai kebudayaan sebagai nilai tambah.

Pembangunan infrastruktur, termasuk transportasi, diharapkan dapat ikut melestarikan Saujana (Sejauh Mata Memandang) yaitu keragaman yang dihasilkan dari interaksi hasil budidaya manusia dengan lingkungan alam, dan Pusaka (living culture) yaitu keahlian turun temurun dari generasi ke generasi di berbagai daerah di Joglo Semar dengan konektivitas utama YIA-Borobudur-Prambanan.

Seminar ini juga akan membahas pengembangan kawasan Aetropolis, yakni sebuah konsep kota dengan tata letak, infrastruktur, dan sektor ekonomi yang berpusat pada bandar udara (bandara). Konsep ini menekankan bahwa bandara berfungsi sebagai penggerak ekonomi sebuah kawasan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement