Selasa 25 Aug 2020 10:01 WIB

Hindarkan Anak dari Kebiasaan tak Berguna

Anak harus dihindarkan dari kebiasan tak berguna.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Hindarkan Anak dari Kebiasaan tak berguna. Foto ilustrasi: Momentum kebersamaan orang tua dan anak saat ini bisa menjadi sangat berharga (Foto: ilustrasi kebersamaan orang tuan dan anak)
Foto: Flickr
Hindarkan Anak dari Kebiasaan tak berguna. Foto ilustrasi: Momentum kebersamaan orang tua dan anak saat ini bisa menjadi sangat berharga (Foto: ilustrasi kebersamaan orang tuan dan anak)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Orang tua hendaknya menjauhkan putra dan putrinya dari kebiasaan tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari. Seperti makan, berkata-kata, tidur, bergaul dengan orang lain secara berlebihan.

"Sesungguhnya kerugian tersimpan pada kebiasaan yang tidak berguna itu,"kata Ibnu Qayyim dalam Tahdzib Sunan Abi Dawud fi 'Alam Al-Fawaid.

Baca Juga

Menurutnya jika anak tidak kita jauhkan dari kebiasaan-kebiasaan buruk mulai dari makan, berkata-kata, tidur, bergaul dengan orang lain secara berlebihan, semua itu akan melenyapkan kebaikan dunia dan akhirat dari manusia.

Begitu pula, kata Ibnu Qayyim, hindarkan anak, jauh-jauh dari bahaya syahwat yang berkaitan dengan perut dan farjinya. Karena membiarkan anak menempuh jalan menuju ke sana, akan memberi peluang kepadanya pada kemaksiatan.

"Hal itu akan menimbulkan kerusakan yang sulit diperbaiki," katanya.

Menurut Ibnu Qayyim, banyak orang tua yang tak sadar telah mencelakakan anak dan belahan hatinya di dunia dan akhirat karena meremehkan hal itu. Dia tidak mendidiknya, malah membantunya untuk melampiaskan syahwat nafsunya.

"Dikirannya dengan bersikap begitu telah memuliakan anaknya, padahal Ia justru menghinakannya," katanya.

Dikiranya juga, kata Ibnu Qayyim, orang tua telah mengasihinya, padahal ia telah menganiaya dan menghalanginya dari segala kebaikan. Akhirnya, orang tua tidak dapat lagi memperoleh manfaat dari anaknya, bahkan kehilangan keuntungan darinya di dunia dan akhirat.

"Jika meneliti kerusakan pada anak-anak, kebanyakan adalah karena sikap ayah-ayah (orang tua) mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement