Selasa 25 Aug 2020 14:19 WIB

132.929 Calon Mahasiswa Ikut Ujian Masuk PTKIN

Kemenag secara resmi mengumumkan ujian masuk PTKIN.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
132.929 Calon Mahasiswa Ikut Ujian Masuk PTKIN. Foto ilustrasi: Calon mahasiswa perguruan tinggi (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
132.929 Calon Mahasiswa Ikut Ujian Masuk PTKIN. Foto ilustrasi: Calon mahasiswa perguruan tinggi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi telah mengumumkan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN) 2020. UMPTKIN merupakan seleksi calon mahasiswa yang dilaksanakan secara nasional oleh seluruh Universitas Islam Negeri ( UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dalam satu sistem satu pintu.

Pelaksanaan UMPTKIN secara serentak dilaksanakan oleh panitia pelaksana di antara kampus Islam negeri yang ditetapkan oleh Menteri Agama. Tahun ini dilaksanakan oleh Kampus UIN Sunan Gunung Jati Bandung dan UIN Raden Intan Lampung.

Baca Juga

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, Prof Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, sebanyak 135.444 calon mahasiswa yang melakukan registrasi. Namun, yang berhak untuk mengikuti ujian ditetapkan oleh panitia sebanyak 132.929 orang.

"Secara tren tiga tahun terakhir telah mengalami peningkatan yang signifikan peminat untuk memasuki kampus Islam negeri di bawah naungan Kemenag," kata Prof Ali melalui pesan tertulis kepada Republika, Selasa (25/8).

Ditjen Pendis mencatat bahwa pada tahun 2018 ada sebanyak 103.444 mahasiswa dan tahun 2019 sebanyak 122.981 mahasiswa. Sedangkan, tahun 2020 ada sebanyak 135.444 calon mahasiswa yang ingin masuk dikampus UIN, IAIN dan STAIN.

Komposisi peserta tahun ini menurut gender tercatat 45.924 orang laki-laki dan sisanya sebanyak 87.005 orang perempuan dengan peminatan rumpun IPA sebanyak 9.769 orang dan rumpun IPS 123.160 orang.

"Dari laporan panitia tersebut, tren penaikan ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk masuk ke perguruan tinggi Islam sebagai wujud kepercayaan terhadap kualitas dan mutu lulusanya selama ini," ujarnya.

Prof Ali mengatakan, akibat kondisi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, maka sistem ujian masuk kampus dari semula biasanya dilakukan secara luring (luar jaringan), tahun ini dilakukan secara daring (dalam jaringan). Dalam rekapitulasi Sistem Seleksi Elektronik (SSE) sebanyak 118.414 jumlah peserta mengikuti ujian dari 132.929 peserta yang berhak mengikuti ujian masuk.

"Artinya, tingkat partisipasi peserta mengikuti ujian sebanyak 89,08 persen," jelasnya.

Mantan Direktur Paskasarjana UIN Bandung ini mengatakan, ada diskualifikasi dengan berbagai macam pelanggaran saat proses ujian, baik dalam kategori berat maupun sedang. Namun 97,04 persen peserta mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh panitia selama prosen ujian berlangsung.

Program studi yang paling diminati tahun ini ialah Hukum Ekonomi Syariah di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, disusul secara berurutan Ekonomi Syariah di UIN Sunan Ampel Surabaya, Jurusan Farmasi di UIN Alauddin Makassar, Manajemen Keuangan Syariah di UIN Sunan Gunung Jati Bandung dan terakhir Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sedangkan tiga besar kategori kampus UIN, yang paling banyak diminati pendaftar ialah UIN Alauddin Makassar sebanyak 24.649 peminat, disusul UIN Jakarta sebanyak 24.406 peminat dan terakhir UIN Sunan Gunung Jati Bandung dengan 23.998 peminat.

Selanjutnya, dalam rumpun Kampus IAIN, paling banyak peminatnya ialah IAIN Tulung Agung, IAIN Surakarta dan IAIN Jember.  Untuk rumpun Kampus STAIN yang paling diminati ialah STAIN Majene, STAIN Bengkalis dan STAIN Gajah Putih Takengon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement