Rabu 26 Aug 2020 12:40 WIB

Perang Kata Turki-Yunani Berlanjut Soal Masjid Chora

Turki meminta Yunani bercermin pada sejarah dulu dan kini.

Museum Chora di Istanbul yang akan segera berubah jadi masjid .
Foto: Reuters
Museum Chora di Istanbul yang akan segera berubah jadi masjid .

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --'Perang kata' antara Turki dan Yunani soal bangunan bersejarah terus berlanjut. Bila beberapa waktu silam, Yunani mengkritik Turki soal konversi Hagia Sophia dari museum ke masjid, kini hal serupa dilakukan pada museum Chora. Bangunan di Istanbul yang semenjak tahun 1960-an ditetapkan sebagai museum, kini pada masa Erdogan gedung itu kembali dikembalikan fungsinya sebagai masjid.

Yunani kembali mengkritik keras Turki. Dan kembali pula Turki membalasnya dengan sengit. Bahkan, kritik Turki kini lebih keras karena meminta Yunani agar becermin pada sejarah dan kondisi negara itu di masa kini.

"Masjid Chora, seperti Masjid Agung Hagia Sophia dan aset budaya lainnya di tanah kami, adalah milik Turki dan itu milik kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy dalam sebuah pernyataan seperti dilanisr Anadolu Agency.

Komentar itu muncul setelah rekan-rekan Yunani membuat pernyataan menentang pembukaan kembali Museum Chora yang dibangun pada abad keenam sebagai masjid di Istanbul itu.

Aksoy mengatakan, Turki dengan cermat melindungi aset budayanya dalam kerangka tradisi toleransi Turki yang berasal dari budaya, sejarah dan hak serta tanggung jawab yang timbul dari konvensi internasional.

"Kami ingin menggarisbawahi bahwa perubahan status yang dilakukan pada situs warisan dunia tidak bertentangan dengan Konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia," kata Aksoy.

Dia juga mengatakan bahwa Yunani, justru yang secara nyata telah lebih dahulu mengubah masjid warisan Ottoman di wilayahnya menjadi gereja. Maka, mereka mengkritik Turki  negara itu justru yang harus mengatakan sesuatu tentang penghormatan terhadap agama lain.

Aksoy mengatakan, Yunani secara nyata kini membatasi hak asasi manusia dan kebebasan minoritas Turki di negaranya dengan segala jenis praktik represif meskipun ada perjanjian internasional. Alhasil, sekarang ini Yunani tidak memiliki hak untuk menguliahi Turki.

"Upaya Yunani untuk membuat agenda palsu di kawasan dengan kompleks sejarahnya pasti gagal. Kami mengundang Yunani sekali lagi untuk berdamai dengan sejarahnya dan menyediakan fasilitas yang diperlukan bagi umat Islam untuk beribadah di negara mereka sendiri," tambah Aksoy.

Museum Chora abad keenam, yang terletak di distrik Fatih berada pada sebuah wilayah semenanjung yang bersejarah di Istanbul. "Bangunan ini akan dibuka kembali sebagai masjid untuk shalat," kata pihak berwenang pada hari Jumat lalu.

Sebuah dekrit presiden pun telah diterbitkan dalam Lembaran Negara Resmi membatalkan keputusan Kabinet tahun 1945 yang membuat Chora, Kariye dalam bahasa Turki, menjadi museum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement