Selasa 01 Sep 2020 00:35 WIB

Obesitas, Jangan Tunggu Tua untuk Turunkan Berat Badan

Menurunkan berat badan saat muda bisa memangkas risiko fatalitas pada orang obesitas.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Pria obesitas. Penelitian mengungkap bahwa menurunkan berat badan sebelum usia paruh baya dapat membantu mencegah kematian dini pada orang yang mengalami obesitas.
Foto: Reuters
Pria obesitas. Penelitian mengungkap bahwa menurunkan berat badan sebelum usia paruh baya dapat membantu mencegah kematian dini pada orang yang mengalami obesitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obesitas dapat berakibat serius pada kesehatan. Kondisi ini terbukti berkontribusi pada perkembangan kanker, penyakit jantung, dan diabetes.

Sebuah penelitian menemukan bahwa menurunkan berat badan sebelum usia paruh baya dapat membantu mencegah kematian dini. Dilansir Health 24, para peneliti melacak data kesehatan lebih dari 24 ribu orang dengan mempertimbangkan obesitas, penurunan berat badan, dan risiko kematian dini.

Baca Juga

Studi tersebut menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas pada usia 25 tahun, tetapi mengalami penurunan berat badan antara masa dewasa awal dan paruh baya, ternyata lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal pada usia dini. Itu jika dibandingkan mereka yang tak melakukan upaya apapun untuk mengatasi obesitas.

"Sesuatu yang merupakan pesan penuh harapan dari hasil ini adalah kami menemukan bahwa penurunan berat badan tidak hanya bermanfaat dari usia dini hingga paruh baya, tetapi juga memangkas risiko kematian,” kata penulis studi senior Andrew Stokes.

Menurut Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional AS (NHANES), sekitar 42 persen populasi AS memiliki indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih, yakni tingkat di mana seseorang dianggap obesitas. Para peneliti menggunakan data NHANES serta catatan kematian melalui Indeks Kematian Nasional untuk mempelajari obesitas dan kematian. Dengan tingkat obesitas yang meningkat ini, ada pertanyaan seputar implikasi tren tersebut terhadap kematian dan umur panjang Amerika.

“Oleh karena itu, kami tertarik mempelajari konsekuensi kematian dari perubahan berat badan,” ujar Stokes yang merupakan asisten profesor di departemen kesehatan global di Boston University School of Public Health.

Responden yang berusia 40 hingga 74 tahun ditanyai tentang berat badan mereka mulai usia 25 dan seterusnya. Mereka yang menurunkan BMI dari obesitas menjadi kelebihan berat badan, memiliki penurunan risiko kematian dini sebesar 54 persen dibandingkan dengan mereka yang mempertahankan BMI obesitas.

Tidak ada penurunan yang terlihat pada mereka yang berat badannya berubah dari hanya kelebihan berat badan menjadi normal. Penelitian itu tidak menyoroti berdasarkan penyebab kematian spesifik, sebab obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal dan hati, kanker, diabetes, dan penyakit Alzheimer.

Meskipun ada manfaat besar dari penurunan berat badan sejak dini, Stokes mencatat bahwa hanya sebagian kecil orang dalam penelitian itu yang benar-benar kehilangan berat badan substansial antara usia dini dan paruh baya. Dia mengatakan peneliti memiliki sangat sedikit pendekatan efektif untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan.

“Konsensus di lapangan adalah bahwa pada tingkat populasi, penurunan berat badan secara sukarela cukup jarang," kata dia.

Direktur program dan profesor di departemen nutrisi klinis di University of Texas Southwestern Medical Center, Lona Sandon mengatakan, dengan menurunkan berat badan di awal kehidupan atau pada tidak menjadi gemuk hingga akhir hayat, kondisi itu mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan tubuh untuk menjadi gemuk.

Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak arteri seiring berjalannya waktu. Diet tinggi lemak dapat meningkatkan penumpukan kolesterol.

Beberapa kanker, terutama yang berhubungan dengan hormon. seperti kanker payudara atau endometrium, didiagnosis pada usia paruh baya. Karena itu, menurunkan berat badan dalam beberapa dekade sebelum berusia tua bisa memberikan dampak positif.

"Jika Anda bisa membuat orang hidup dengan berat badan lebih rendah sejak awal kehidupan dan menjadi gemuk untuk periode waktu (yang lebih pendek), Anda mengurangi risiko itu (penyakit),” ujar Sandon.

Sandon menyarankan untuk mengubah kebiasaan kesehatan, termasuk pola makan. Makanlah makanan yang mengandung lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian. Lewati diet iseng. Kurangi lemak, alkohol, dan gula. Berolahragalah secara teratur, tidak hanya secara sporadis.

Seseorang selalu dapat membuat perubahan dalam kesehatan diri menjadi lebih baik di usia berapa saja. Namun, pada batas tertentu, jika seseorang menunggu sampai usia paruh baya atau lebih, banyak kerusakan telah terjadi dan lebih sulit untuk diobati.

Stokes mencatat bahwa sering kali alasan orang menurunkan berat badan di usia paruh baya atau setelahnya adalah karena penyakit yang sedang berlangsung, jadi lebih sulit untuk menuai manfaat dari menurunkan berat badan itu. Menurunkan berat badan dari obesitas menjadi kelebihan berat badan itu mengurangi risiko kematian dini seseorang hingga lebih dari 50 persen.

Kondisi itu dapat mencegah tiga persen kematian dini. Selain itu, upaya mencegah kenaikan berat badan lebih awal dapat menghilangkan risiko 12 persen kematian dini. Laporan tersebut dipublikasikan secara daring pada 14 Agustus di JAMA Network Open.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement