Rabu 26 Aug 2020 17:37 WIB

Sleman Terapkan Sistem Digitalisasi Pasar di PKL Denggung

Transaksi secara digital di pasar rakyat akan mengurangi risiko penyebaran Covid-19.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu lapak pedagang di pasar tradisional.
Foto: Yusuf Assidiq.
Salah satu lapak pedagang di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi membuat omzet pasar yang dikelola Pemkab Sleman, DIY, mengalami penurunan 47 persen sampai Mei 2020. Untuk mengatasi itu, Pemkab Sleman dan BPD DIY Cabang Sleman meluncurkan sistem digitalisasi pasar.

Digitalisasi sistem yang diluncurkan itu ada di lokasi PKL Denggung. Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, sistem itu dimaksudkan untuk mendorong laju perekonomian di Kabupaten Sleman.

Ia berharap, transaksi yang dilakukan secara digital di pasar-pasar rakyat itu akan mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Serta, mendukung kesiapan masyarakat (pembeli) dan pedagang pasar transaksi nontunai lewat e-wallet. "Yang dihubungkan dengan fasilitas QRIS," kata Sri.

Sri menyebut, dari 42 pasar yang dikelola Pemkab Sleman sudah ada 21 pasar menerapkan belanja daring. Sedangkan, pasar yang sudah menerapkan e-payment, e-retribusi, dan belanja daring sudah ada enam pasar.

Saat ini, Pemkab Sleman sedang melakukan uji coba QRIS kepada tiga pasar yakni Pasar Denggung, Pasar Gentan, dan Pasar Prambanan. Ke depannya, ia berharap, uji coba itu berhasil dan bisa diterapkan pasar-pasar lain.

"Kita harapkan seluruh pasar yang dikelola oleh Pemkab Sleman menerapkan sistem transaksi dan pembayaran digital," ujar dia.

Pimpinan BPD DIY Cabang Sleman, Efendi Sutopo Yuwono membenarkan, transaksi nontunai yang diluncurkan itu sudah menggunakan QRIS. QRIS  merupakan standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia (BI).

Tujuannya, agar proses transaski dilakukan lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya. Menurut Efendi, pembayaran menggunakan metode ini memiliki sejumlah keuntungan seperti meningkatkan dan memperluas penjualan.

Sebab, lanjut Efendi, ada alternatif pembayaran selain tunai dan tidak perlu menyediakan uang tunai untuk kembalian. Lalu, uang hasil penjualan langsung tersimpan di bank, dan risiko rugi karena uang hilang dan uang palsu turun. "Serta, setiap transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat historinya," kata Efendi.

Pada kesempatan itu, BPD DIY turut menyerahkan CSR berupa fasilitas sarana dan prasarana di lokasi PKL Denggung. Ada dua papan nama, meja dan 32 unit kursi, nomor meja acrylic, dan pengeras suara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement