Jumat 28 Aug 2020 17:47 WIB

BCA Syariah dan Rabobank Bakal Dimerger

Dengan dilakukannya merger kedua bank, modal yang dimiliki mencapai Rp 2 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Setelah mengakuisisi PT Rabobank Internasional Indonesia (Rabobank), PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana menggabungnya (merger) dengan BCA Syariah.
Foto: Republika/Prayogi
Setelah mengakuisisi PT Rabobank Internasional Indonesia (Rabobank), PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana menggabungnya (merger) dengan BCA Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengakuisisi PT Rabobank Internasional Indonesia (Rabobank), PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana menggabungnya (merger) dengan BCA Syariah. Aksi korporasi ini akan dilakukan setelah BCA menyelesaikan proses akuisisi.

"Saat ini kita masih fokus ke proses akuisisi, kalau lancar kita bisa lanjutkan ke September dan baru bisa dilanjutkan dengan proses merger," kata Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Liem, dalam gelaran Public Expose Live, Jumat (28/8).

Menurut Vera, Rabobank saat ini memiliki modal yang cukup baik yaitu dikisaran Rp 384 miliar. Sedangkan BCA Syariah sendiri baru mendapatkan suntikan modal dari induk usahanya sebesar Rp1 triliun. 

Vera memperkirakan, modal yang dimiliki BCA Syariah setelah merger mencapai sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun. Dengan modal tersebut, ia menambahkan, BCA Syariah ke depannya akan difokuskan ke bisnis sektor komersial, Usaha Kecil Menegah (UKM) dan ritel. Di samping juga mengembangkan layanan digitalnya. 

Langkah merger ini, menurut Vera, merupakan salah satu upaya membersarkan bisnis BCA Syariah secara anorganik. Adapun total aset BCA Syariah saat ini berada dikisaran Rp 8 triliun. Vera melihat, aksi korporasi ini merupakan peluang untuk memperluas pasar syariah.

Vera memperkirakan merger BCA Syariah dengan Rabobank ini bisa dilakulan di awal tahun 2021. "Kalau lancar legal merger bisa dilakukan awal tahun depan," tutup Vera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement