Sabtu 29 Aug 2020 14:57 WIB

UNS Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah ke Warga Jebres

Kegiatan tersebut memberikan pelatihan kepada anggota PKK terkait pengelolaan sampah

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Tim dosen dari riset grup Sosiologi Pedesaan, Program Studi (Prodi) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan pengelolaan sampah kepada PKK RT 05/RW 27 Guwosari, Kecamatan Jebres, Solo, selama Juli dan Agustus 2020.
Foto: istimewa
Tim dosen dari riset grup Sosiologi Pedesaan, Program Studi (Prodi) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan pengelolaan sampah kepada PKK RT 05/RW 27 Guwosari, Kecamatan Jebres, Solo, selama Juli dan Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Tim dosen dari riset grup Sosiologi Pedesaan, Program Studi (Prodi) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di PKK RT 05/RW 27 Guwosari, Kecamatan Jebres, Solo, selama Juli dan Agustus 2020.

Tim dari UNS menjalankan program dengan judul "Pelatihan Manajemen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Bank Sampah".

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi anggota PKK dalam mengolah sampah rumah tangga baik organik maupun anorganik. Rumah tangga di Guwosari hampir setiap harinya menghasilkan sampah seperti kertas, plastik, dan limbah olahan makanan ataupun makanan sisa. Dari semua sampah rumah tangga tersebut hanya sedikit yang sudah memanfaatkan atau mengolahnya.

Tim dosen UNS tersebut diketuai oleh Sugihardjo, dan beranggotakan Eny Lestari, Retno Setyowati, Widiyanto, dan Eksa Rusdiyana.

Ketua tim penggerak PKK RT 5 RW 27 Guwosari, Nurul Ismail, menerangkan selama ini sampah rumah tangga langsung dibuang ke tempat sampah dan diambil oleh tukang sampah keliling. Sebenarnya, ibu-ibu PKK paham mengenai sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan namun terkendala karena kurangnya sarana.

"Ibu-ibu PKK sebetulnya memahami bahwa sampah rumah tangga masih berpotensi dimanfaatkan. Sayangnya kemalasan dan ketiadaan sarana membuat ibu-ibu mengambil langkah praktis langsung membuangnya. Hal ini yang dikhawatirkan meningkatkan produksi sampah di Kota Solo," terang Nurul seperti tertulis dalam siaran pers, Sabtu (29/8).

Salah satu tim dosen, Eksa Rusdiyana, mengatakan, dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, selain memberikan edukasi memanfaatkan sampah, tim dosen UNS juga membagikan media tanam serta benih sayuran kepada masing-masing rumah tangga. Diharapkan, ibu-ibu PKK dapat memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi suatu produk bermanfaat.

"Harapannya, ibu-ibu mulai terbiasa memanfaatkan air bekas cucian beras untuk menyiram tanaman, memanfaatkan limbah dapur untuk membuat eco enzim atau biopestisida serta memanfaatkan plastik bekas makanan sebagai media tanam dan dikomersialkan melalui bank sampah," papar Eksa.

Tim dosen UNS juga berharap pelatihan tersebut dapat menginisiasi warga RW 27 Jebres untuk mendirikan bank sampah. Sedangkan para peserta berharap dari kegiatan tersebut muncul sikap kolektif bersama untuk memanfaatkan dan mengolah sampah menjadi lebih berguna. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement