Kamis 03 Sep 2020 19:26 WIB

Kemenhub Dukung Percepatan Pembangunan Wisata Pulau Komodo

Salah satunya melakukan penataan bagi terminal khusus penumpang dan barang/kargo.

Kemnhub sedang melakukan penataan bagi terminal khusus penumpang dan barang/kargo di Labuan Bajo, guna mendukung wisata Pulau Komodo.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Kemnhub sedang melakukan penataan bagi terminal khusus penumpang dan barang/kargo di Labuan Bajo, guna mendukung wisata Pulau Komodo.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Keberadaan sektor pariwisata itu menjadi salah satu sumber pendapatan devisa terbesar. 

Kekayaan alam dan budaya yang dimiliki merupakan komponen penting dalam industri pariwisata di Indonesia. Satu dari lima destinasi wisata yang saat ini menjadi super prioritas di tahun 2020 yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo yaitu Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dimana Pulau Komodo menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus berupaya melakukan percepatan penyelesaian perbaikan fasilitas khususnya infrastruktur maupun kelengkapan-kelengkapan yang ada di wilayah Labuan Bajo NTT. Saat ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sedang melakukan penataan bagi terminal khusus penumpang dan barang/kargo. "Saat ini sedang dibangun Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu yang nantinya akan digunakan menangani lalu lintas logistik dan bongkar muat kontainer, kargo, dan curah cair, sehingga akan memisahkan aktivitas pariwisata dan bongkar muat kargo di Pelabuhan Labuan Bajo," kata Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Penetapan Alur Pelayaran Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu, Pelabuhan Labuan Bajo, Pelabuhan Pulau Padar, Pulau Rinca, Pulau Komodo, serta perlintasan pada Kawasan Taman Nasional Komodo di Luwansa Beach Hotel Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat NTT, Kamis (3/9)

Dengan pemindahan kegiatan logistik ke terminal multipurpose ini, Pelabuhan Labuan Bajo akan direvitalisasi dan dikhususkan bagi kapal-kapal wisata dan kapal penumpang. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan penetapan alur di Direktorat Kenavigasian ini mutlak harus dilakukan, karena bagaimanapun juga setelah menetapkan alur tentu ada beberapa fasilitas yang harus dilengkapi, baik sarana bantu navigasi (SBNP) maupun peralatan-peralatan komunikasi sehingga FGD kali ini mempunyai makna yang lebih strategis untuk kita bisa mendiskusikan bagaimana nanti Keputusan Menteri Perhubungan tentang penetapan alur ini bisa diterima oleh semua pihak. 

Di lain sisi, Hengki menyampaikan, bahwa Menteri Perhubungan juga sangat intens untuk mengawal pembangunan infrastrukur transportasi di labuan bajo dengan memerintahkan eselon I terkait memonitor setiap progres pekerjaan yang sudah dilaksanakan sehingga bisa selesai tepat waktu. 

Harapannya, dengan beroperasinya pelabuhan Labuan Bajo dan Terminal Wae Kelambu secara keseluruhan akan dapat mendukung kegiatan pariwisata dan bersamaan dengan kegiatan usaha logistik bagi keberlangsungan ekonomi di Nusa Tenggara Timur.

Perlu diketahui bersama, alur pelayaran ini meliputi ketertiban lalu lintas kapal, keselamatan dan keamanan bernavigasi dan perlindungan lingkungan maritim dimana pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran dilakukan oleh Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Labuan Bajo. Sedangkan untuk Sistem Rute dimana penetapan bagan pemisah lalu lintas, rute dua arah, garis haluan, daerah yang harus dihindari rute air dalam, daerah kewaspadaan dan daerah putaran, pengawas penataan dan penyelenggaraan alur dilaksanakan oleh Disnav Kelas II Kupang.

Dengan adanya Keputusan Menteri Perhubungan tersebut, diharapkan keteraturan, kelancaran serta keselamatan lalu-lintas pelayaran di Pelabuhan Labuan Bajo, Terminal Wae Kelambu serta perlintasan Pulau Komodo dapat terwujud guna mendukung perekonomian dan pariwisata di kawasan wilayah Nusa Tenggara Timur.

Sebagai informasi, proses penetapan Alur-Pelayaran Pelabuhan Labuan Bajo, Terminal Wae Kelambu Serta Perlintasan Pulau Komodo ini sudah mencapai tahap ketiga yang merupakan tahap terakhir, dimana tahapan sebelumnya yaitu tahap persiapan administrasi teknis dan tahap pelaksanaan survey. “Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Dirjen Perhubungan Laut, beliau sangat gembira atas bisa diselesaikannya survey alur di Pelabuhan Labuan Bajo dan Wae Kelambu,” ujar Hengki.

Selanjutnya, langkah terakhir yaitu finalisasi draft RKM penetapan alur, maklumat pelayaran/ Berita Pelaut Indonesia dan yang paling terakhir yaitu Sosialisasi Penetapan Alur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement