Sabtu 05 Sep 2020 16:15 WIB

Kompleks Bahasa Arab Raja Salman untuk Perkuat Pengaruh

Kompleks Bahasa Arab dinilai keputusan bersejarah dalam pergerakan budaya Arab.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Kompleks Bahasa Arab Raja Salman untuk Perkuat Pengaruh. Uthman Taha, pembuat kaligrafi resmi Alquran di Kompleks Raja Fahd untuk Percetakan Alquran di Madinah.
Foto: Arab News
Kompleks Bahasa Arab Raja Salman untuk Perkuat Pengaruh. Uthman Taha, pembuat kaligrafi resmi Alquran di Kompleks Raja Fahd untuk Percetakan Alquran di Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, ABHA -- Sejumlah cendekiawan dan pihak terkait ilmu dan seni bahasa Arab menyambut baik keputusan Kabinet Saudi yang akan mendirikan Kompleks Internasional Raja Salman untuk Bahasa Arab. Menurut mereka, inovasi itu merupakan keputusan bersejarah dalam pergerakan budaya Arab.

Rencana itu juga diklaim akan memperkuat kepemimpinan budaya Kerajaan. Tak hanya itu, para cendekiawan dan staf akademik di Arab Saudi juga menjelaskan Kompleks Internasional Raja Salman untuk Bahasa Arab, akan menyoroti posisi Arab Saudi dan menegaskan kepemimpinannya. Utamanya, dalam melayani bahasa Arab dan budaya Islam.

Baca Juga

Menanggapi itu, Menteri Kebudayaan Arab Saudi, Pangeran Badr Bin Abdullah Bin Farhan mengatakan, kompleks itu akan menjadi wadah komunitas global untuk melayani bahasa Arab dan mendukung aplikasi linguistik modernnya. “Ini juga akan menunjukkan keinginan Kerajaan untuk melayani bahasa Alquran,” ujar dia seperti dikutip Saudi Gazette, Sabtu (5/9).

Para pemerhati ilmu dan seni Arab juga menambahkan, dengan adanya badan baru tersebut, kehadiran budaya Saudi secara global akan mampu meningkatkan eksistensi Saudi di mata dunia. Selain, dari berkontribusi juga untuk memperkaya konten Arab di berbagai bidang.

 

Pendirian badan baru untuk kepentingan ilmu dan seni bahasa Arab itu, merupakan bagian dari inisiatif luas Kerajaan untuk mempromosikan bahasa Arab. Berdasarkan informasi, Kompleks yang telah direncanakan itu, akan mencakup area mulai dari publikasi hingga kegiatan penelitian, aplikasi kecerdasan buatan, menyelenggarakan acara dan konferensi, mendirikan pusat pengajaran bahasa Arab, serta pengenalan sistem pengujian bahasa Arab yang komprehensif, selain dari kampanye media.

Kerajaan tidak hanya menargetkan akademisi berbahasa Arab yang berspesialisasi dalam seni untuk ikut berpartisipasi. Jauh dari itu, juga akan mencakup akademisi dan pihak lainnya yang berspesialisasi di bidang politik, teknologi, pendidikan, dan pembuat konten, serta mereka yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa kedua.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement