Selasa 08 Sep 2020 22:47 WIB

Keunikan Mencium Tiang Masjid Kesultanan Ternate

Boleh jadi bukan ritualnya tapi karena motivasi yang meningkat usai mencium tiang.

Keunikan Mencium Tiang Masjid Kesultanan Ternate. Masjid Kesultanan Ternate
Foto: Andi Nur Aminah
Keunikan Mencium Tiang Masjid Kesultanan Ternate. Masjid Kesultanan Ternate

REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE -- Rumah Abdul Kadir berdekatan dengan Stadion Gelora Kie Raha, tempat pelaksanaan shalat Idul Adha di Kota Ternate, Maluku Utara. Tapi ia memilih pergi ke Masjid Sultan Ternate, yang jaraknya tiga kilometer dari rumahnya.

Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan swasta ini, memilih shalat Idul Adha di Masjid Sultan Ternate, karena ada ritual yang ingin ia lakukan yakni berdoa dan mencium tiang utama masjid agar niatnya naik haji cepat terwujud. ''Di sini ada kepercayaan sejak zaman dulu, jika berniat menunaikan ibadah haji maka pergilah shalat Idul Adha di Masjid Sultan Ternate. Berdoalah dan cium tiang utama masjid. Insya Allah niat itu akan cepat terwujud,'' kata Kadir. Masjid Sultan Ternate dibangun pada 1622.

Ritual berdoa dan mencium tiang utama masjid Sultan Ternate, yang biasa disebut tiang 'Alif' itu, dilakukan Kadir dan warga Ternate lainnya, saat khatib masih berada di mimbar membaca khutbah Idul Adha. ''Sudah banyak warga berhasil. Padahal jika dilihat dari segi penghasilan tidak mungkin mereka naik haji, tapi ternyata bisa menunaikan rukum Islam ke lima itu setelah berdoa dan mencium tiang 'Alif' Masjid Sultan Ternate,'' kata Kadir.

Serupa dengan Kadir, H. Rasyid mengakui bahwa dia tak pernah membayangkan bisa pergi haji karena sehari-hari ia hanyalah nelayan biasa. Namun, setelah ia berdoa dan mencium tiang 'Alif' Masjid Sultan Ternate usai salat Idul Adha, hasil tangkapannya di laut terus meningkat, sehingga ia bisa menabung dan dua tahun kemudian ia bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Iman masjid Sultan Ternate, H. Ridwan Dero mengatakan, ritual berdoa dan mencium tiang 'Alif' masjid Sultan Ternate sudah dilakukan sejak zaman dulu oleh warga Ternate, yang ingin menunaikan ibadah haji namun tidak memiliki kemampuan materi.

Menurut dia boleh jadi bukan ritualnya tapi karena motivasi yang meningkat usai mencium tiang tersebut. Keunikan lain yang tampak pada pelaksanaan salat Idul Adha di masjid Sultan Ternate itu adalah semua jamaahnya kaum pria.

Ridwan Dero mengatakan hal ini bukan cuma untuk shalat Idul Adha tapi juga Idul Fitri, Tarawih, dan shalat lima waktu. Sejauh ini menurut dia, tak ada yang keberatan dengan peraturan tersebut.

 

*Artikel ini telah dibuat di Harian Republika, Senin, 24 Desember 2007

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement