Jumat 11 Sep 2020 18:15 WIB

Rusia Pasok 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Amerika Latin

Rusia menyebut 20 negara mengajukan pembelian vaksin Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Dalam foto dari Russian Direct Investment Fund, (6/8), tampak vaksin baru dari Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia. Negara Rusia, Selasa (11/8), mengumumkan menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 untuk puluhan ribu warganya. Pengembangnan vaksin Rusia padahal dianggap belum selesai di level uji klinis.
Foto: Alexander Zemlianichenko Jr/ Russian Direct
Dalam foto dari Russian Direct Investment Fund, (6/8), tampak vaksin baru dari Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia. Negara Rusia, Selasa (11/8), mengumumkan menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 untuk puluhan ribu warganya. Pengembangnan vaksin Rusia padahal dianggap belum selesai di level uji klinis.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- The Russian Direct Investment Fund (RDIF) berencana memasok hingga 100 juta dosis vaksin ke berbagai negara di Amerika Latin. RDIF merupakan salah satu entitas yang menyokong pengembangan vaksin Rusia "Sputnik V".

"Seperti yang Anda ketahui, kemarin kami sepakat untuk memasok 32 juta dosis ke Meksiko. Dalam waktu terdekat, mungkin besok, kami akan mengumumkan pasokan hingga 100 juta dosis di negara Amerika Latin lainnya," kata CEO RDIF Kirill Dmitriev pada Kamis (10/9), dikutip laman Sputnik.

Baca Juga

Dia mengungkapkan lebih dari 20 negara telah mengajukan pengajuan pembelian satu miliar dosis vaksin Sputnik V. Menurutnya, Rusia telah menyetujui produksi di lima negara. Dmitriev cukup yakin Sputnik V aman. "Pada Tahap 1 dan Tahap 2, vaksin kami telah menunjukkan efisiensi 100 persen, tanpa efek samping. Ini juga membantu membentuk kekebalan jangka pendek dan jangka panjang," ujarnya.

Saat ini Sputnik V sedang menjalani uji klinis fase 3. Warga Rusia diperkirakan akan memiliki akses penuh terhadap vaksin dalam tempo  sembilan bulan hingga satu tahun mendatang. Dengan catatan, semua hal dalam proses pengujian berjalan sesuai rencana.

Sputnik V secara resmi didaftarkan Rusia pada 11 Agustus lalu. Rusia menjadi negara perdana yang melakukan hal tersebut. Kendati Rusia mengklaim vaksinnya cukup efektif dan membentuk kekebalan, banyak pihak yang meragukannya. Sejumlah ilmuwan khawatir Moskow menempatkan prestise nasional di atas keselamatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement