Sabtu 12 Sep 2020 08:27 WIB

Potesni Besar Hubungan Dagang Indonesia Turki

Sebagai anggota G20 dan D8, Turki dan Indonesia punya potensi ekonomi besar

Suasana pelabuhan (ilustrasi).
Foto: Anadolu
Suasana pelabuhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  -- Turki dan Indonesia merupakan dua negara yang terpisah sekitar 9 ribu kilometer secara geografis.

Walau begitu, hubungan kedua negara bersahabat ini relatif strategis dengan kecenderungan kerja sama yang terus meningkat, dan Turki melihat ada potensi besar untuk terus memperkuat hubungan khususnya hubungan ekonomi dengan Indonesia.

Dewan Hubungan Ekonomi Asing Turki atau Foreign Economic Relations Board of Turkey yang dalam bahasa Turki disingkat DEIK menilai kedua negara bisa memperkuat hubungan berdasarkan fakta bahwa keduanya sama-sama negara anggota G20 dan D8.

Presiden DEIK Nail Olpak dalam panduan bisnis Indonesia yang dirilis lembaganya tersebut menyebutkan bahwa Turki merupakan negara kunci bagi Indonesia untuk menjangkau pasar Timur Tengah dan Eropa.

Sementara itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara kunci bagi Turki untuk bisa menjangkau pasar ASEAN yang berpenduduk 650 juta jiwa.

Dia menjelaskan bahwa DEIK merupakan gerbang bagi sektor swasta Turki untuk melakukan pengembangan bisnis dan kerja sama ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia melalui 146 dewan bisnis yang tersebar di seluruh dunia.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kami berusaha meningkatkan kesadaran berbisnis di Indonesia kepada para pebisnis Turki melalui panduan bisnis yang kami siapkan,” lanjut Olpak.

Menurut Olpak, pelaku bisnis dan perdagangan kedua negara bisa meraih potensi yang seimbang melalui kunjungan delegasi bersama, serta forum bisnis yang diselenggarakan dengan partisipasi para menteri terkait dan pertemuan bilateral pelaku bisnis yang telah berlangsung.

Identifikasi peluang kerja sama sejak 2019

Potensi peluang kerja sama antara kedua negara mulai teridentifikasi secara serius sejak Januari 2019 pada saat sekitar 20 perusahaan Turki berbagai sektor menggelar forum bisnis dan investasi serta makan malam bersama pengusaha Indonesia.

Kepala Dewan Bisnis Turki-Indonesia DEIK Ilhan Erdal mengatakan sejak momen tersebut, pemerintah Turki memastikan bahwa proyek-proyek kerja sama yang lebih konkret bisa dilaksanakan.

“Kami bertujuan untuk melaksanakan proyek peningkatan hubungan dan kerja sama yang erat antar pengusaha kedua negara di sektor yang ditentukan KADIN sebagai mitra kami,” jelas Erdal.

Erdal mengatakan perlu ada upaya strategis untuk meningkatkan hubungan perdagangan, budaya, dan juga investasi bilateral untuk mewujudkan potensi kedua negara.

“Kami mencoba menggunakan semua alat diplomasi komersial dan budaya untuk mengembangkan hubungan bilateral antara Turki dan Indonesia,” kata dia.

Erdal mengatakan Dewan Bisnis Turki-Indonesia sedang berupaya untuk bisa mencapai target volume perdagangan kedua negara sebesar USD10 miliar yang ditetapkan oleh presiden kedua negara.

Nilai ekspor Turki ke Indonesia sejak 2015 terus meningkat, begitu pula nilai impor Turki dari Indonesia. Pada 2015, ekspor Turki ke Indonesia sebesar USD207 juta (Rp3,10 triliun), meningkat menjadi USD276 juta (Rp4,1 triliun) pada 2019.

Sedangkan impor Turki dari Indonesia mengecil dari USD1.638 juta (Rp24,5 triliun) menjadi USD1.281 juta (Rp19,2 triliun). Meskipun mengecil, dalam perdagangan kedua negara ini, Indonesia menikmati surplus sejak 2015. Pada 2019, surplus perdangan yang dinikmati Indonesia sebesar USD1 miliar (Rp15 triliun).

Kemudian, catatan Anadolu, pada 2020 untuk periode Januari-Maret, ekspor Turki ke Indonesia sebesar USD81,98 juta sementara impor Turki dari Indonesia sebesar USD424,9 juta dengan total volume perdagangan USD506,9 juta.

Dalam laporan panduan bisnis yang dikeluarkan DEIK disebutkan bahwa produk ekspor utama Turki ke Indonesia antara lain produk berbahan besi dan baja non-paduan, tembakau dan produk tembakau, produk kimia organik, karpet, serat tekstil dan produknya, serta sereal dan produk sereal.

Sementara impor utama Turki asal Indonesia antara lain produk berbahan baku karet alam, minyak hewani dan nabati, serat tekstil buatan tangan, pita buatan tangan, serat tekstil, karet, dan produk karet.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement